Bahkandengan prosedur kebijakan kredit dan penagihan yang baik masih ada piutang yang tak tertagih antara 1% sampai dengan 5% dari hasil penjualan. Penjualan dan piutang dapat mempengaruhi profitabilitas dan pendapatan operasi perusahaan dengan berbagai cara. Oleh karena itu diperlukan pencatatan akuntansi yang
Karena sebagian besar Organisasi bisnis saat ini menawarkan fasilitas kredit kepada nasabahnya, sangat berguna untuk mengetahui perbedaan antara penjualan kredit dan piutang usaha. Bisnis mengizinkan mereka membayar barang dan jasa yang mereka beli di kemudian hari dalam periode yang ditentukan / disepakati setelah pembelian dilakukan. Proses ini dikenal dengan penjualan kredit. Sebagai hasil penjualan barang secara kredit, piutang usaha trade debitur ada. Piutang adalah jumlah total yang harus dibayar pelanggan untuk membayar organisasi. Kedua konsep tersebut ada dari fenomena yang sama, namun ada beberapa perbedaan yang signifikan antara penjualan kredit dan piutang usaha. Perbedaan utamanya adalah bahwa, penjualan kredit adalah barang yang menghasilkan pendapatan, dicatat dalam laporan laba rugi untuk periode tertentu sedangkan piutang disebut aset jangka pendek lancar yang tercatat di neraca pada tanggal tertentu. Apa itu Penjualan Kredit? Penjualan kredit mengacu pada penjualan non tunai dimana pelanggan diizinkan melakukan pembayaran untuk barang atau jasa yang mereka beli di kemudian hari. Disini pembeli memiliki kesempatan untuk membayar barang di masa depan baik dengan jumlah penuh dalam satu pembayaran atau dengan cicilan reguler kecil selama periode yang disepakati oleh kedua belah pihak. Apa itu Piutang Usaha? Piutang merupakan jumlah piutang yang harus dibayar oleh pelanggan ke organisasi bisnis sebagai hasil pembelian barang atau jasa secara kredit. Karena jumlah ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh organisasi, namun belum diterima, aset tersebut diidentifikasi sebagai aset dan dicatat di bawah aset lancar di neraca. Kesamaan antara Penjualan Kredit dan Piutang Usaha Konsep kedua berasal dari titik yang sama, i. e. penjualan kredit • Gunakan kumpulan dokumen sumber yang sama untuk mencatat transaksi faktur Ex-Sales Apa perbedaan antara Penjualan Kredit dan Piutang Usaha? • Penjualan kredit merupakan sumber pendapatan, sedangkan piutang merupakan aset. • Penjualan kredit adalah hasil dari peningkatan total pendapatan organisasi. Piutang usaha menghasilkan peningkatan total aset organisasi. • Penjualan kredit disajikan dalam laporan laba rugi dengan kategori penjualan. Piutang disajikan pada Neraca dengan aset jangka pendek. • Penjualan kredit dihitung untuk periode tertentu Ex- Monthly / annual credit sales. Piutang merupakan nilai akumulatif. Nilai ini merupakan jumlah total pelanggan pada tanggal tertentu. • Penjualan kredit menentukan profitabilitas bisnis sementara piutang menentukan likuiditas bisnis. • Penjualan kredit adalah janji tanpa jaminan yang dibuat oleh pelanggan pada saat penjualan dilakukan. Piutang usaha dapat membuat ketentuan untuk meminimalkan ketidakamanan, untuk mengimbangi jumlah piutang tak tertagih Ex Bad Debt, Penyisihan piutang ragu-ragu. Menjual barang secara kredit membuat piutang usaha, i. e. satu tergantung pada yang lain. Penjualan kredit adalah sumber pendapatan dan dicatat dalam laporan laba rugi, terutama untuk periode tertentu. Sebaliknya, piutang merupakan jenis aset jangka pendek, yang tercatat di neraca buku akun. Ini adalah jumlah dari jumlah total yang harus dibayar, jadi tidak spesifik untuk periode tertentu.
Pencatatanpiutang yang timbul dari penjualan barang dilakukan pada saat transaksi jual beli secara kredit telah terjadi. Piutang tidak boleh dicatat untuk barang dagangan yang telah dikirimkan apabila ada perjanjian bahwa pihak pengirim tetap memegang hak atas barang tersebut sampai ada tanda terima resmi.
Related PapersDalam dunia bisnis, pasti akan terjadi transaksi jual beli. Transaksi ini juga dikenal sebagai penjualan dan pembelian. Penjualan adalah kegiatan utama perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, yakni memperoleh laba. Jika penjualan suatu perusahaan berjalan dengan baik maka laba yang akan diperoleh juga meningkat. Demikian sebaliknya, jika penjualan suatu perusahaan berjalan dengan kurang baik maka laba yang diperoleh akan menurun. Penjualan dapat berupa penjualan tunai dan penjualan kredit. Pembelian adalah kegiatan utama untuk menjamin kelancaran transaksi penjualan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya pembelian, perusahaan dapat dengan mudah menyediakan sumber daya secara efektif dan efisien. Jadi, penjualan dan pembelian akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Namun, tidak selamanya penjualan naik maka kondisi keuangan perusahaan akan meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya penjualan kredit atau yang lebih dikenal dengan piutang. Piutang adalah salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang, jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari. Tidak semua perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit akan berhasil atau berjalan lancar. Sebagian pelanggan mungkin tidak akan membayar utang mereka, sehingga piutang menjadi tak tertagih. Maka dari itu, biasanya perusahaanKas merupakan aset yang paling mungkin untuk digunakan dan dibelanjakan dengan tidak tepat. Kas meliputi uang logam, uang kertas, wesel, cek, dan bilyet giro atau dokumen lainnya yang dapat tersedia serta bernilaikan uang . Berikut beberapa definisi yang terkait dengan kas menurut Kartika, 2016 kas kecil terjadi jika entitas melakukan transaksi pengeluaran uang dengan jumlah kecil. Bank saldo kas yang tersedia pada rekening entitas di Bank yang dapat sewaktu-waktu digunakan. Setara kas investasi jangka pendek yang siap di konversikan ke kas dan dekat dengan tanggal jatuh temponya sehingga tidak memberikan risiko yang signifikan pada tingkat bunga. A. Pengendalian Kas Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengendalikan kas 1. Adanya karyawan kusus yang menangani penerimaan kas. 2. Adanya pemisahan tugas antara yang menerima, mencatat, menyetujui, dan menyimpan kas. 3. Setiap transaksi harus di dukung dokumen. 4. Dilakukannya pengecekan terhadap kas secara berkala. 5. Dibuatnya perencanaan arus kas. 6. Pengendalian penerimaan kas dan pengeluaran. 7. Lakukan rekonsiliasi bank. 8. Dibuatnya pengelolaan kas Kas, aset paling likuid, adalah media pertukaran standar dasar untuk mengukur dan menghitung semua item lainnya. Perusahaan umumnya mengklasifikasikan kas sebagai aset lancar. Uang tunai terdiri dari uang logam, mata uang, dan dana yang tersedia pada deposito di bank. Instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek pribadi, dan draft bank juga dipandang sebagai uang tunai. Dalam pelaporan kas, ada beberapa masalah yang menjadi perhatian khusus seperti setara kas, kas yang dibatasi, dan overdraft kas bank. Sedangkan piutang juga merupakan aset finansial. Piutang sering disebut sebagai pinjaman dan piutang adalah klaim yang diajukan terhadap pelanggan dan orang lain atas uang, barang, atau jasa. Piutang adalah asset keuangan juga sebagai instrument keuanganUntuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar dan tidak lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklusoperasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar. Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang ini bisa disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah janji lisandari pembeli untuk membayar barang/jasa yang dijual sedangkan wesel tagih adalah janjitertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa meliputu jumlah yang harus dibayar pelangga, karyawan, dan afiliasi atas akun terbuka seperti wesel, serta pinjaman dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Pertimbangan yang akan berikan dalam hal ini adalah piutang kotor dari para pelanggan atas transaksi penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun kontra, yaitu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit piutang usaha auditor dapat mengaudit penjualan berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji adalah penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang pengujian substantif atas akun – akun ini, auditor pertama – tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima oleh setiap asersi signifikan yang berkaitan.
4 Metode pengakuan penjulan harus sesuai dengan sifat kegiatan perusahaan tersebut dengan prinsip akuntansi yang tepat (accuracy). 5. Hal hal yang perlu diungkapkan harus di jelaskan dalam laporan keuangan disertai dengan catatan yang memadai (Presentation and disclosure). Keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Pada dasarnya, piutang adalah salah satu bagian dari aktiva lancar yang tersaji di dalam neraca. Piutang adalah salah satu hal yang wajar terjadi di dalam kegiatan bisnis perusahaan. Jenis piutang pun ada banyak, salah satunya adalah piutang pendapatan. Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum diterima oleh perusahaan meskipun dari sisi waktu sudah menjadi hak milik perusahaan. Piutang pendapatan ini bisa juga disebut dengan piutang usaha ataupun piutang dagang. Piutang akan memungkinkan setiap pembeli dalam memperoleh produk perusahaan dengan cara berhutang. Transaksi hutang piutang di dalam perusahaan ini nantinya akan dicatat di dalam jurnal utang-piutang. Ciri-Ciri Piutang Pendapatan Piutang pendapatan memang mempunyai risiko dan keuntungannya tersendiri untuk pihak perusahaan. Jenis piutang ini akan memungkinkan pihak perusahaan dalam menjual barang dagangannya secara lebih cepat, mencegah produk disimpan di gudang terlalu lama, dan bisa menerapkan bisnis model B2C. Pihak pelanggan pun nantinya bisa mudah dalam mendapatkan produk walaupun kondisi kas mereka belum memadai dalam melakukan pembayaran. Nah, ciri-ciri dari piutang pendapatan adalah sebagai berikut 1. Produk Utama Perusahaan Ciri yang pertama dari piutang pendapatan adalah hasil dari penjualan kredit atas produk utama pihak perusahaan. Sedangkan piutang yang terdapat dari pinjaman pegawai ataupun piutang bunga termasuk di dalam piutang lain-lain. Piutang terjadi karena adanya kegiatan transaksi produk ataupun menggunakan jasa perusahaan Anda yang tidak dibayar secara penuh ataupun langsung. 2. Ada Tanggal Jatuh Tempo Mempunyai tanggal jatuh tempo adalah ciri dari piutang pendapatan yang kedua. Terdapat dua satuan yang biasa digunakan di dalam pengukuran tanggal jatuh tempo, yaitu bulan dan hari. Untuk perhitungan tanggal jatuh tempo dengan berdasarkan bulan, maka akan sama dengan tanggal pembelian, tapi di bulan selanjutnya. 3. Ada Nilai Jatuh Tempo Selain tanggal jatuh tempo, di dalam piutang juga terdapat nilai jatuh tempo. Nilai jatuh tempo ini akan dikenakan pada pembayaran piutang yang sudah melebihi tanggal jatuh tempo. Nilai ini diperoleh dari penjualan pembelian produk ataupun jasa yang ditambahkan dengan nilai bunga atas adanya keterlambatan pembayaran piutang. 4. Resiko Piutang Tak Tertagih Piutang mempunyai resiko tidak tertagih. Untuk mengatasinya, biasanya pihak perusahaan akan memberlakukan potongan tertentu untuk pihak terutang jika membayar tagihan sebelum jatuh tanggal tempo. Untuk bisa mencegah piutang yang tidak tertagih, pihak perusahaan juga tidak bisa masalh dalam meberikan fasilitas pembelian secara kredit. Anda berhak meminta down payment ataupun membuat ketentuan penalti dalam bentuk bunga atas keterlambatan pembayaran piutang. Nantinya, setiap periode akuntansi juga harus dibuatkan jurnal penyesuaian piutang tidak tertagih. 5. Besaran Bunga Ada juga nominal bunga yang diberlakukan secara berbeda-beda, tergantung dari kebijakan pihak perusahaan. informasi yang berhubungan dengan nominal bunga yang dikenakan pada pihak konsumen ini akan diinformasikan pada pelanggan sebelum melakukan kegiatan transaksi pembelian kredit. Anda sendirilah yang nantinya harus menentukan tingkat bunga. Beban bunga ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh pihak pelanggan karena mereka menambah waktu pembayaran. Baca juga Buku Besar Bentuk T Contoh dan Cara Mudah Membuatnya Contoh Transaksi Piutang Pendapatan Agar lebih memahami cara mencatat piutang pendapatan, Anda bisa menyimak contoh yang ada di bawah ini. CV Sinar Jaya Sentosa mencatat piutang pendapatan di awal bulan Agustus 2021 sebanyak 50 juta rupiah. Selama bulan Agustus tersebut, terjadi kegiatan transaksi yang berhubungan dengan piutang dengan detail sebagai berikut Pembayaran piutang dari PT ABC sebanyak 15 juta rupiah di tanggal 10 Agustus 2021. CV Mekar Jaya Damai membeli barang dagang CV Sinar Jaya Sentosa secara kredit di tanggal 15 Agustus 2021 sebanyak 20 juta rupiah. PT DEF membayar piutangnya lebih awal sebanyak 25 juta rupiah dan memperoleh potongan penjual sebanyak 1% dari hutangnya jika dibayar sebelum jatuh tanggal tempo. PT GHI membayar dimuka atas barang dagang CV Sinar Jaya Sentosa sebanyak 20 juta rupiah di tanggal 25 Agustus, tapi barang baru dikirim di periode bulan depan. Dalam hal ini, piutang pendapatan akan bertambah jika terjadi penjualan kredit dan berkurang ketika pelanggan berhasil melunasinya. Berdasarkan contoh di atas, maka pendapatan CV Sinar Jaya Sentosa di akhir bulan Agustus adalah sebagai berikut = Rp. Rp. Rp. – Rp. = Rp. Sedangkan total piutang pendapatan dari perusahaan tersebut adalah sebanyak 30 juta rupiah yang juga akan menjadi piutang di awal bulan September 2021. Sedangkan untuk transaksi nomor 4 akan masuk dalam pendapatan diterima dimuka yang bisa dicatat sebagai utang usaha. Baca juga Bookkeeper Ini pengertian, Tugas, dan cara Memilih Bookkeeper yang Baik Jurnal Piutang Pendapatan Jika mengikuti contoh kasus di atas, jurnal piutan pendapatan bisa menggunakan tiga pos akun perkiraan, yaitu piutang pendapatan, potongan penjualan, dan juga kas. Contohnya adalah sebagai berikut Baca juga Pembukuan Usaha Ini Cara Mudah Membuatnya untuk UMKM! Penutup Jadi dalam melakukan kegiatan akuntansi, terlebih lagi piutang pendapatan, setiap akuntan harus menerapkan prinsip kehati-hatian. Selain itu, kerahasian data miliki klien juga harus dijaga, terlebih lagi bila berhubungan dengan hutang-piutang. Nah, agar bisa lebih mudah dalam mencatat piutang, Anda bisa menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online. Aplikasi yang dikembangkan dengan basis cloud ini bisa mencetak invoice dan juga menyajikan saldo piutang dan hutang secara realtime. Selain itu, di dalamnya juga sudah disediakan berbagai fitur bisnis yang lengkap untuk memudahkan Anda dalam mengelola bisnis. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis. Tertarik? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 0 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link
FlowchartProsedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan Untuk public training Bagian Penjualan dan Pemasaran Mulai 1 Mempromosikan rencana training kepada berbagai perusahaan RF Via e-mail, telp/fax Membuat dan mengirimkan CL kepada calon peserta training
Seperti yang diketahui istilah yang ada di dalam akuntansi cukup banyak, salah satunya adalah piutang termasuk juga jurnal piutang. Istilah tersebut merujuk pada suatu transaksi yang berkaitan dengan penagihan kepada pelanggan atau konsumen yang telah berhutang. Di dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah tersebut diartikan sebagai suatu tagihan uang kepada konsumen atau pelanggan. Dari tagihan tersebut diharapkan pelanggan bisa melunasinya dalam jangka waktu tertentu sejak tagihan tersebut dikeluarkan. Untuk lebih memahami tentang istilah yang populer dalam akuntansi tersebut, Anda bisa langsung menyimak seluruh pembahasannya di bawah ini. Termasuk jenis, fungsi dan prosedur pencatatannya. Point Penting di Konten Ini Apa itu Piutang?Pengertian Piutang Menurut Para Akbar2. M. Munandar3. RudiantoJenis-Jenis Piutang1. Piutang Dagang2. Piutang Non DagangFungsi-Fungsi Piutang1. Fungsi Penjualan2. Fungsi KreditProsedur Pencatatan Piutang Pada Akuntansi1. Membuat Faktur Penjualan2. Membuat Jurnal Piutang3. Mencatat Piutang dalam Buku Besar4. Menyiapkan Laporan Piutang5. Memonitor dan Mencatat Pembayaran6. Membuat Jurnal PenyesuaianContoh Jurnal Piutang1. Jurnal Piutang Penjualan2. Jurnal Retur Penjualan Piutang Apa itu Piutang? Istilah yang sering digunakan dalam akuntansi ini sebenarnya berasal dari Bahasa Inggris Account Receivable atau AR. Istilah tersebut bisa diartikan sebagai suatu hak milik dari satu pihak yang masih ada di tangan pihak lain. Bentuknya bisa berupa uang atau penjualan produk yang belum dilunasi. Dengan demikian maka tagihan tersebut memiliki beberapa ciri, seperti adanya nilai dan tanggal jatuh tempo untuk pelunasan, hingga ketentuan bunga sebagai kompensasi atas jangka waktu pelunasan kredit kepada penjual. Pengertian Piutang Menurut Para Ahli Adapun menurut para ahli, istilah tersebut memiliki beberapa arti seperti berikut Akbar Menurut Rusdi Akbar, artinya adalah semua hal maupun klaim perusahaan yang ada pada organisasi/pihak lain berupa sejumlah kas, barang ataupun jasa di masa mendatang sebagai akibat dari kejadian transaksi di masa lalu. 2. M. Munandar Menurut M. Munandar, adalah suatu bentuk tagihan yang dimintakan pelunasan kepada pihak lain ketika tiba masa jatuh tempo. 3. Rudianto Menurut Rudianto adalah hak dari perusahaan yang terdiri dari uang, barang, maupun jasa karena adanya transaksi yang telah terjadi di masa lalu. Account Receivable atau Piutang Jenis-Jenis Piutang Account receivable merupakan salah satu bagian neraca perusahaan yang ditulis sebagai aset lancar karena adanya penjualan barang atau jasa kepada debitur yang waktu pembayarannya sudah ditentukan. Adapun jenisnya antara lain adalah 1. Piutang Dagang Piutang dagang adalah sejumlah pembelian kredit yang dilakukan pembeli sebagai akibat dari adanya penjualan barang maupun jasa. Biasanya jangka waktu penagihannya berkisar antara 30-60 hari. Adapun penjaminnya bukan dari rekening terbuka, contohnya adalah wesel tagih. 2. Piutang Non Dagang Berbeda dari yang sebelumnya, jenis ini merupakan kepemilikan selain dari produk atau jasa, seperti penjualan surat berharga. Untuk pembayarannya sendiri wajib menyetorkan uang muka sebagai jaminan. Fungsi-Fungsi Piutang Menjual produk baik berupa barang maupun jasa secara kredit bisa berpengaruh pada perkembangan bisnis. Dalam pola pembelian tersebut pelanggan bisa melakukan pembayaran sesuai waktu yang ditentukan. Hal ini akan membuat pelanggan tertarik untuk membeli kembali di lain waktu. Adapun fungsinya antara lain adalah 1. Fungsi Penjualan Fungsi pertama adalah penjualan, dimana dengan adanya pelanggan yang membeli barang atau jasa secara kredit maka hal itu akan mendatangkan pendapatan meskipun uangnya tidak langsung diterima saat itu juga. Nantinya di dalam catatan Anda tetap menuliskan penjualan tersebut sebagai pendapatan. Dimana nilai dari penjualan barang akan tetap masuk dalam aset lancar atau pemasukan meskipun pembayarannya belum dilunasi pembeli. 2. Fungsi Kredit Fungsi kedua adalah fungsi kredit, dimana perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan dengan jangka waktu tertentu untuk pelunasan. Cara ini akan meningkatkan potensi penjualan yang lebih besar dan efektif untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Prosedur Pencatatan Piutang Pada Akuntansi Pencatatan piutang yang baik dan akurat sangat penting untuk menjaga kelancaran keuangan perusahaan dan memastikan terkelola dengan baik. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk memantau piutang yang dimilikinya, menghindari risiko kerugian akibat piutang yang tidak tertagih, dan mempercepat proses pengumpulannya. Dalam prosedur pencatatannya, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, seperti cara memperkirakan nilai piutang, metode pencatatannya, serta pemantauan dan pengendalian piutang yang belum tertagih. Prosedur pencatatan piutang dalam akuntansi meliputi beberapa tahapan, di antaranya adalah 1. Membuat Faktur Penjualan Langkah pertama dalam pencatatan adalah membuat faktur penjualan yang berisi informasi tentang barang atau jasa yang telah dibeli pelanggan, besarnya harga, tanggal penjualan, dan tanggal jatuh tempo pembayaran. Faktur penjualan ini digunakan sebagai bukti transaksi dan sebagai dasar penghitungan nilainya. 2. Membuat Jurnal Piutang Buat jurnalnya dengan mencatat transaksi tersebut secara kronologis. Jurnal ini terdiri dari dua kolom, yaitu kolom debit dan kolom kredit. Kolom debit dicatat di sebelah kiri jurnal, sedangkan kolom kredit dicatat di sebelah kanan. Isi kolom debit dengan akun piutang dagang dan isi kolom kredit dengan akun pendapatan. Jumlah yang dicatat pada kolom debit harus sama dengan jumlah yang dicatat pada kolom kredit. 3. Mencatat Piutang dalam Buku Besar Setelah faktur penjualan dibuat, piutang harus dicatat dalam buku besar dengan mencatat jumlahnya dan tanggal jatuh tempo. Piutang ini akan dicatat dalam rekening piutang dagang, yang merupakan salah satu rekening aset pada neraca perusahaan. Contoh Laporan Saldo Piutang 4. Menyiapkan Laporan Piutang Untuk memantau piutang yang belum tertagih, perusahaan harus menyusun laporan secara berkala. Laporan piutang biasanya disusun setiap akhir bulan dan mencakup informasi tentang piutang yang belum dibayar, jatuh tempo, serta detail transaksi penjualan yang terkait. 5. Memonitor dan Mencatat Pembayaran Ketika pelanggan membayar piutangnya, perusahaan harus mencatat pembayaran tersebut pada buku besar dan mengurangi jumlah yang belum dibayar. Pembayaran ini akan dicatat dalam rekening kas atau bank yang terkait dengan transaksi penjualan tersebut. 6. Membuat Jurnal Penyesuaian Pada akhir periode akuntansi, perusahaan harus melakukan jurnal penyesuaian untuk mencatat piutang yang tidak tertagih atau yang diragukan untuk dihapuskan dari buku besar. Piutang yang tidak dapat ditagih ini disebut piutang tak tertagih atau piutang macet. Dalam menjalankan prosedur pencatatan ini, perusahaan harus memastikan bahwa sistem pencatatan dan pelaporan yang digunakan akurat, teratur dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan cara ini, perusahaan dapat memantau piutangnya dengan lebih efektif dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat. Dengan memahami prosedur pencatatan dengan baik, perusahaan dapat mengoptimalkan manajemen keuangan dan menghindari risiko kerugian dalam bisnisnya. Saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan software akuntansi untuk mencatat transaksi penjualan piutang dan otomatis memposting jurnalnya. Dengan menggunakan software akuntansi, proses pencatatan transaksi piutang dapat menjadi lebih efisien dan akurat. Dengan menggunakan software akuntansi Beecloud, terdapat fitur untuk mencatat transaksi penjualan piutang dengan mudah dan cepat, di mana kita hanya perlu mengisi beberapa informasi seperti nama pelanggan, tanggal penjualan, jumlah piutang, dan lain-lain. Setelah transaksi dicatat, software akuntansi akan secara otomatis membuat jurnal piutang dan memposting ke akun-akun yang terkait. Contoh Jurnal Piutang Penjualan kredit atau piutang merupakan transaksi yang umum terjadi dalam dunia bisnis. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana mencatat dan mengelola piutang dengan benar dalam akuntansi. 1. Jurnal Piutang Penjualan Dalam hal ini jurnal piutang berfungsi untuk mencatat semua jenis transaksi penjualan secara kredit. Pada jurnal ini penjualan secara kredit akun piutang dagang akan didebit dan akun penjualan ada di kredit. Sementara untuk penjualan tunai akan dicatat pada jurnal penerimaan kas. Untuk lebih jelasnya silakan simak contoh jurnal penjualan di bawah ini Perusahaan suku cadang motor Jaya Motor telah menjual barang secara kredit kepada CV Langit pada bulan Januari 2023. Adapun data transaksinya adalah seperti berikut Januari 12, terjadi penjualan secara kredit kepada CV Langit seharga Berikut ini contoh jurnal piutang Contoh Jurnal dari Penjualan Barang Secara Kredit Baca Juga Jurnal Penjualan itu Apa? ini Penjelasan Lengkapnya 2. Jurnal Retur Penjualan Piutang Jurnal retur penjualan merupakan pencatatan retur penjualan atau pengembalian barang dari pelanggan atas suatu produk kepada perusahaan. Pengembalian tersebut bisa dilakukan ketika barang yang diterima cacat atau ada kerusakan. Dalam melakukan pencatatan di jurnal retur penjualan, perusahaan harus jeli dan teliti memeriksa nota kredit yang menjadi bukti transaksi. Karena nota tersebut akan menunjukkan kategori retur penjualan. Salah satunya adalah pengurang piutang jika dibeli secara kredit. Selain itu, bisa juga sebagai pengembalian pembayaran kalau pembelian dilakukan secara tunai. Kategori lainnya adalah sebagai pengganti produk barang yang cacat atau rusak. Nantinya semua kategori tersebut akan berpengaruh pada margin kotor perusahaan. Termasuk di dalamnya akun biaya dan akun penjualan. Seperti ketika ada biaya pengiriman maka hal itu akan berpengaruh pada jurnal penyesuaian biaya. Sedangkan jika tidak ada biaya yang terlibat maka akan mengurangi nilai akun penjualan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah retur penjualan yang bisa dipelajari Didapatkan data berupa total retur penjualan PT Jaya Motor pada bulan Februari 2023 seperti berikut Penjualan kredit sebesar Retur penjualan sebesar Harga pokok penjualan Pencatatan Jurnal Retur Penjualan Sistem Periodik dilakukan di akhir periode Contoh Jurnal Retur Penjualan Sistem Periodik Pencatatan Jurnal Retur Penjualan Sistem Perpetual dilakukan setelah mendapatkan retur penjualan Contoh Jurnal Retur Penjualan Perpetual Pada pencatatan tersebut muncul persediaan barang dagang karena gudang menerima produk barang yang dikembalikan oleh pembeli. Dari ulasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa piutang sebenarnya termasuk dalam aset lancar perusahaan karena merupakan jenis pemasukan yang diterima dari penjualan. Meskipun dalam hal ini uang atau pembayarannya tidak langsung diterima saat itu juga melainkan dalam jangka waktu tertentu.
terjadipenjualan barang degang secara kredit, pada jurnalnya tertulis piutang dagang di debit. dan penjualan di kredit metode pencatatan persediaan yang dilakukan adalah metode SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kegiatan penjualan atas barang atau jasa semakin hari semakin ketat persaingannya. Inovasi yang diberikan oleh perusahaan atau penjual pun semakin bervariasi. Semakin banyak orang menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari kegiatan penjualan ini tidak bisa dipisahkan. Kegiatan penjualan ini merupakan suatu kegiatan di mana perusahaan atau penjual menyerahkan barang atau jasa kepada pembeli dan kemudian pembeli membayar atas barang atau jasa yang diterimanya baik secara tunai maupun La Midjan dan Azhar Susanto, penjualan secara tunai ialah penjualan yang bersifat cash and carry pada umumnya terjadi secara kontan, dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan juga dianggap kontan. Transaksi penjualan tunai dikatakan telah terlaksana apabila perusahaan telah menerima pembayaran dari pelanggan atas barang atau jasa yang kemudian akan diserahkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pelanggan melakukan pembayaran harga barang atau jasa terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pelanggan. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diberikan pada pelanggan dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pelanggan pada waktu transaksi, maka penjualan kredit pembayarannya dapat diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut Mulyadi 2001220 “Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan pesanan yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut”. Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan kredit adalah transaksi penjualan yang pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan kondisi persaingan yang semakin tajam menyebabkan setiap perusahaan harus berlomba memberikan kemudahan dalam persyaratan penjualan. Hal ini dapat dilihat dari berubahnya syarat pembayaran, perusahaan yang semula menjual produknya dengan cara tunai kemudian merubahnya dengan cara kredit. Tujuannya antara lain adalah untuk meningkatkan volume penjualan, meningkatkan laba serta untuk memenuhi syarat persaingan. Akan tetapi tidak setiap perusahaan diberikan persetujuan kredit ini. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi perusahaan akan pelanggan yang akan berbuat perusahaan yang menjual barang secara kredit, maka persetujuan kredit menjadi sangat penting. Keliru di dalam kebijakan pemberian kredit dapat berakibat adanya piutang yang tidak dapat ditagih dalam jumlah besar. Untuk itu perusahaan bisa menerapkan prinsip perkreditan yang dikenal dengan 5C yaitu character watak, yaitu menilai calon debitur mengenai karakter moral dan kemauannya untuk membayar,capacity kemampuan, yaitu kemampuan untuk membayar seluruh pinjamannya tepat pada waktunya,capital modal, yaitu kekayaan yang di miliki oleh debitur apakah cukup mampu dalam memenuhi pinjamannya,condition of economics, yaitu keadaan perkembangan ekonomi yang terjadi mempengaruhi usaha calon debitur,collateral jaminan atau agunan, yaitu jaminan apa yang di berikan bagi keamanan kredit oleh itu, perusahaan harus mempertimbangkan jumlah penjualan kredit yang akan diberikan, jumlah permintaan kredit yang tidak dapat dipenuhi, dan jumlah kredit yang menunggak. Bagi perusahaan yang masih tergolong dalam perusahaan kecil, fungsi persetujuan kredit dapat dilaksanakan oleh Kepala Bagian Keuangan/Akuntansi. Bagi perusahaan yang sudah besar mungkin harus dibentuk bagian tersendiri. Tugas pemberi otorisasi kredit pada umumnya adalah untuk pemberian kredit kepada pelanggan lama biasanya diadakan penelaahan status kredit dengan melihat kartu pembantu piutang langganan yang hendak membeli secara kredit. Dengan memperlajari kartu piutang tersebut dapat diketahui kredibilitas pelanggan itu bagaimanakah prosedur pemberian kredit bagi calon pelanggan? Untuk mengandalkan catatan kredit jelas perusahaan tidak punya. Bila ditolak begitu saja jelas sangat merugikan, karena calon pelanggan ini bisa saja menjadi pelanggan utama di kemudian hari. Berikut adalah pedoman umum pemberian kredit bagi calon pelangganselidiki reputasi perusahaan, atau reputasi manajemennyamintalah kepada calon pelanggan untuk menunjuk orang yang dapat memberi referensi. Akan lebih baik jika orang yang ditunjuk untuk memberi referensi adalah pelanggan lama referensi dari pelanggan lama mengenai kredibilitas calon pelangganapabila dipandang cukup baik kredibilitasnya, untuk tahap pertama berikan batas kredit yang tidak terlalu penjualan kredit terlaksana diperlukan pencatatan akuntansi sebagai berikutjurnal penjualan, digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualankartu piutang, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnyakartu persediaan, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi tentang rincian mutasi tiap jenis persediaan. 1 2 Lihat Money Selengkapnya
Menimbang a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, dipandang perlu mengatur petunjuk pelaksanaan tentang Pengurusan Piutang Negara dengan memperhatikan prinsip-prinsip efektifitas, efisiensi, akuntabilitas, transparansi dan kehati-hatian;
- Audit memiliki dua pengujian yaitu pengujian substantif dan pengendalian. Kali ini akan membahas audit siklus pendapatan penjualan kredit dengan pengujian pengendalian. Dikutip dari buku Auditing Buku 2 2002 oleh Mulyadi, siklus pendapatan adalah siklus yang terdiri atas transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai, kredit, retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang. Audit siklus penjualan kredit dalam pengujian pengendalian memiliki berbagai prosedur yang terdiri atas Prosedur order penjualan Prosedur persetujuan kredit Prosedur pengiriman barang Prosedur penagihan Prosedur pencatatan piutang Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit Prosedur pencatatan kos produr jadi yang dijual Baca juga Mengenal Teknik Audit dengan Alat Bantu Komputer TABK Audit dalam siklus pendapatan penjualan kredit kali ini juga tidak beda dengan siklus audit pada umumnya. Siklus ini juga memiliki tujuan sebagai berikut Kelompok Asersi Tujuan Audit terhadap Golongan Transaksi Tujuan Audit terhadapSaldo Akun Keberadaan atau keterjadian Transaksi penjualan kredit mencerminkan menyerahkan produknya kepada customer selama audit berlangsung. Piutang usaha mencerminkan jumlah yang terutang oleh customer pada tanggal neraca. Kelengkapan Semua transaksi penjualan terjadi saat audit berlangsung. Piutang usaha mencakup semua klaim ke customer selama tanggal neraca. Hak dan Kewajiban Entitas punya hak atas piutang dan kas sebagai hasil transaksi siklus pendapatan. Piutang usaha di tanggal usaha mencerminkan klaim resmi entitas ke customer. Penilaian atau alokasi Semua transaksi penjualan dicatat dalam jurnal, diringkas, dan diposting ke akun yang benar. Piutang usaha mencerminkan klaim baik tanggal neraca sesuai jumlah buku pembantu piutang. Penyajian dan pengungkapan Rincian transaksi penjualan mendukung penyajian angka penjualan dalam laporan keuangan baik klasifikasinya dan pengungkapannya. Piutang usaha diidentifikasi dan diklasifikasi dengan semestinya dalam neraca. Tahapan pengujian pengendalian Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus pendapatan memiliki tahapan. Tahapan dalam perancangan ini terbagi menjadi beberapa, di ataranya sebagai berikut Baca juga Audit dalam Lingkungan Sistem Informasi Komputer Fungsi Fungsi dalam program ini terbagi menjadi fungsi penjualan, kredit, gudang, pengiriman, penagihan, pencatat piutang, akuntansi biaya, dan akuntansi umum. Berikut penjelasannya Fungsi penjualan memiliki tanggung jawab dalam hal penerimaan surat order customer dan mengedit order dari customer untuk menambah informasi yang belum ada. Dalam fungsi penjualan ini memiliki istilah membuat back order saat diketahui tidak ada sediaan untuk memenuhi order dai customer. Fungsi kredit memiliki tanggung jawab dalam hal meneliti status kredit customer dan membantu memberikan otorisasi pemberian kredit ke customer. Fungsi gudang bertanggung jawab dalam menyimpan barang dan menyiapkan barang atas dasar surat order. Fungsi penagihan bertanggung jawab dalam hal membat dan mengirimkan faktur penjualan. Fungsi pencatatan piutang memiliki tanggung jawab dalam hal mencatat piutang yang timbul dari transaksi. Fungsi akuntasi biaya memiliki tanggung jawab dalam hal mencatat kos produk jadi. Fungsi akuntansi umum bertanggung jawab dalam hal mencatat transaksi penjualan kredit dan penjualan tunai. Fungsi penerimaan barang memiliki tanggung jawab dalam hal menerima barang baik dari transaksi atau retur. Dokumen Dokumen dalam program ini memiliki duakategori yaitu sumber dan pendukung. Dokumen sumber yang dimaksudkan seperti faktur penjualan. Sedangkan dokumen pendukung seperti surat order pengiriman dan surat muat. Dalam dokumen pendukung khususnya surat order memiliki kategori sendiri seperti surat order pengiriman, tembusan kredit, surat pengakuan, surat muat, slip pembungkus, tembusan gudang, arsip pengawasan pengiriman, dan arsip indeks silang. Baca juga 4 Tahap-tahap Audit atas Laporan Keuangan Catatan Akuntansi Catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus penjualan kredit yaitu jurnal penjualan, jurnal umum, buku pembantu piutang, buku pembantu sediaan, dan buku besar. Berikut ini jurnal dan akun yang digunakan dalam siklus pendapatan sebagai berikut Jurnal Penjualan Akun yang digunakan dalam jurnal ini yaitu Piutang Usaha D Pendapatan Penjualan K Jurnal Umum Akun yang digunakan dalam jurnal ini yaitu Kos Produk yang Dijual D Sediaan Produk Jadi K Buku pembantu piutang memiliki fungsi mencatat bertambahnya piutang debitur tertentu berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan Buku pembantu sediaan memiliki dungsi mencatat kos produk jadi tertentu yang dijual berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan. Buku besar yang berkaitan dalam program ini adalah buku besar yang isi akunnya piutang usaha, pendapatan penjualan, kos produk yang dijual, dan sediaan produk jadi. Baca juga Kertas Kerja Audit Jenis dan Tujuan Aktivitas pengendalian sistem informasi akuntansi penjualan kredit Aktivitas yang berkaitan untuk mendeteksi salah saji sebagai berikut Penggunaan surat order penjualan diotoriasai setiap penjualan Fungsi pemebri otorisasi kredit mengecek semua customer baru Penentu customer ada di daftar customer telah disetujui Pengecekan batas kredit sebelum penjualan dilakukan Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman Pengamatan aduit siklus penjualan kredit ini dilakukan dengan prosedur persetujuan penjualan, pengiriman, penagihan, dan pengiriman piutang. Pengamatan ini biasanya ditujukan untuk membuktikan pemishan tiga fungsi pokok, setiap transaksi penjualan kredit dilakukan lebih dari unit organisasi tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap transaksi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Apabilapenjualan dilakukan secara kredit maka pencatatan akan dilakukan dengan cara mengkredit piutang dagang dan mendebit akun retur penjualan dan pengurangan harga. Namun sedangkan untuk penjualan yang dilakukan secara tunai maka pencatatan nya adalah dengan mengkredit kas dan mendebit akun retur penjualan dan pengurangan harga. 5.
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Bisnis » Bagaimana Cara Mencatat Piutang Dagang dalam Sebuah Bisnis? Dibaca Normal 7 Menit Bagaimana Cara Mencatat Piutang Dagang dalam Sebuah Bisnis? Piutang dagang sudah sewajarnya pasti ada dalam bisnis dan wajib dicatat oleh pelaku bisnis. Tapi, bagaimana caranya ya? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel Finansialku berikut ini! Selamat membaca. Pengertian Piutang DagangCiri Piutang DagangTerdapat Tanggal Jatuh TempoMemiliki Nilai Jatuh TempoMenerapkan Bunga yang BerlakuCara Mencatat Piutang DagangPiutang Dagang Dicatat Kotor Gross MethodPiutang Dagang Dicatat Bersih Nett MethodContoh Pencatatan Piutang DagangJangan Lupa Dicatat! Pengertian Piutang Dagang Dalam berbagai transaksi bisnis, istilah piutang dagang ini sudah dikenal. Piutang dagang terjadi saat ada transaksi penjualan baik secara tunai maupun kredit. Piutang dagang disebut juga account receivable, merupakan sebuah tagihan atau hak yang dimiliki oleh sebuah perusahaan kepada pihak lain. Kesepakatan penagihannya melalui waktu yang telah ditentukan. Dengan kata lain, piutang dagang adalah tagihan perusahaan karena adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Saldo yang belum dibayar oleh pelanggan atas barang/jasa yang dikirim akan menjadi piutang dagang. Besaran piutang dagang mengacu pada faktur invoice yang dikirimkan ke setiap pelanggan. Biasanya, pembayaran piutang dagang memiliki jangka waktu yang tidak terlalu lama. Sebelumnya, jangka waktu pembayaran ini sudah disepakati dengan pelanggan, misalnya 30, 45, atau 60 hari. [Baca Juga 6 Jenis Budget Dalam Laporan Keuangan Bisnis, Wajib Tahu!] Fasilitas ini dapat diberikan ke setiap pelanggan atau pelanggan khusus. Akan tetapi, seringnya, fasilitas ini diberikan pelanggan Business-to-Business B2B. Tujuannya supaya memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam menjaga ketersediaan kas. Ciri Piutang Dagang Pencatatan piutang dagang selalu berhubungan dengan laporan keuangan. Dalam menganalisis laporan keuangan, Anda wajib terlebih dahulu menganalisa apa saja ciri-ciri piutang yang menjadi tanggungan utang suatu usaha yaitu Terdapat Tanggal Jatuh Tempo Ciri piutang dapat diketahui dari tanggal jatuh tempo. Hal ini dapat dilihat dari lamanya suatu tagihan atau umur piutang. Biasanya, pemilik usaha menggunakan dua jenis pengukuran jatuh tempo yaitu bulanan atau harian. Jika jatuh tempo secara bulanan, tanggal jatuh temponya disamakan dengan tanggal pembelian saat melakukan transaksi kredit tersebut. Sementara itu, jika jatuh tempo secara harian, wajib melakukan perhitungan penentuan kapan tanggal jatuh tempo secara pasti. Memiliki Nilai Jatuh Tempo Nilai jatuh tempo berarti menunjukkan berapa jumlah yang dibayar dari nilai transaksi yang utama ditambah nilai bunga yang dibebankan pada tanggal jatuh tempo. Sebagai contoh, seorang pelanggan melakukan transaksi secara kredit. Nantinya, ia tidak hanya membayar sejumlah nilai barang yang telah dibeli, tetapi juga bunganya. Apalagi, jika sudah ada kesepakatan penambahan waktu untuk membayar barang tersebut jika melewati jatuh tempo. [Baca Juga Gimana Sih Cara Melakukan Pencatatan Keuangan Bisnis Online yang Benar?] Menerapkan Bunga yang Berlaku Piutang terjadi jika pelanggan memutuskan untuk membeli secara kredit. Hal ini akan menimbulkan bunga. Bunga jatuh tempo dibayar sebagai bentuk kewajiban serta konsekuensi konsumen terhadap penjual yang sudah sabar menunggu pembayaran pelunasan. Besaran uang ini bisa diketahui dari kebijakan penjual untuk menentukan tingkat bunga yang akan dibayar. Cara Mencatat Piutang Dagang Kita tidak bisa mengandalkan ingatan manusia karena ingatan manusia bersifat sementara. Oleh karena itu, ada baiknya dicatat. Piutang dagang perusahaan harus dicatat. Apalagi, pengeluaran kita pribadi juga harus dicatat. [Baca Juga Bisa Pailit! Ini Kesalahan Manajemen Keuangan Bisnis UMKM!] Nah, buat Sobat Finansialku yang keteteran dengan tujuan finansialnya, jangan lupa mulai dengan mencatat pengeluaran harian. Jangan khawatir. Aplikasi Finansialku dapat membantu Anda. Aplikasi ini pun memiliki beragam fitur yang bisa membantu Anda mencapai target finansial Anda pribadi. Mulai dari fitur pencatatan keuangan harian sampai fitur pengecekan kesehatan finansial. Penasaran? Yuk, segera unduh aplikasi Finansialku! Ada dua cara atau metode pencatatan piutang, yaitu Piutang Dagang Dicatat Kotor Gross Method Pada saat terjadi penjualan secara kredit barang dagangan, misalkan syarat kredit 2/10-n/10. Jurnal Account Receivable xx Sales xx Pada saat diterima pelunasan piutang dagang. Bila pelunasan piutang dagang telah melebihi masa potongan,yaitu lebih dari 10 hari, maka kita tidak perlu memperhitungkan potongan dan perusahaan akan meneerima seluruh piutang. Jurnal Cash xx Account Receivable xx Namun, bila pelunasan piutang dagang masih dalam batas potongan, maka kita perlu memperhitungkan dan memberikan potongan penjualan, yaitu sebesar 2% dari piutang dan perusahaan akan menerima uang sebesar 98%. Jurnal Cash xx Sales Discount xx Account Receivable xx Piutang Dagang Dicatat Bersih Nett Method Metode bersih mengakui jumlah piutang setelah dikurangi dengan potongan penjualan. Jika ternyata potongan jumlah tidak dimanfaatkan oleh debitur, maka akan mengakibatkan timbulnya kelebihan pembayaran atas jumlah piutang dan kelebihan tersebut sebagai penghasilan lain-lain. Dalam metode ini, pencatatannya adalah sebagai berikut Pada saat terjadi penjualan kredit barang dagangan, misalkan syarat kredit 2/10- n/10 Jurnal Account Receivable xx Sales Discount xx Sales xx Apabila pelunasan piutang dagang masih dalam batas waktu potongan, maka perusahaan harus memperhitungkan dan memberikan potongan penjualan, yaitu 2%. Jurnal Cash xx Account Receivable xx Bila pelunasan piutang dagang telah melebihi masa potongan yaitu lebih dari 10 hari, maka kita tidak perlu memperhitungkan potongan dan perusahaan akan menerima seluruh piutang, maka ada dua kemungkinan yaitu Pertama, Sales Discount yang dicatat saat penjualan terjadi sudah ditutup dari pembukuan perusahaan Closing Entries. Pencatatnnya seperti berikut ini Jurnal Cash xx Account Receivable xx Retained Earning xx Kedua, sales discount yang dicatat saat penjualan terjadi belum ditutup dari pembukuan perusahaan Closing Eatries. Maka, pencatatannya seperti berikut ini Jurnal Cash xx Account Receivable xx Sales Discount xx Contoh Pencatatan Piutang Dagang Sebagai contoh, tanggal 1 Maret 2021, PT A menjual barang dagangannya secara kredit dengan syarat 2/10, n/30 sejumlah Rp 80 ribu kepada Ny. Putri. Tanggal 7 Maret 2021 Ny. Putri membayar lunas dan tidak memanfaatkan masa potongan. Maka, pencatatan piutang dengan menggunakan dua metode di atas adalah sebagai berikut Penjualan Kotor Penjualan Bersih 1. Penjualan barang dagangan seharga Rp. Syarat 2/10, n/30 Account Receivable Rp Account Receivable Rp Sales Rp Sales Discount Rp Sales Rp 2. Pembayaran dalam Masa Potongan Cash Rp Cash Rp Sales Discount Rp Account Receivable Rp Account Receivable Rp 3. Pembayaran Melewati Masa Potongan Cash Rp Cash Rp Sales Rp Account Receivable Rp Sales Discount Rp Jangan Lupa Dicatat! Secara umum bahwa penagihan piutang dagang juga berkaitan dengan arus kas perusahaan. Supaya uang tunai atau aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat terjaga, dilakukanlah pencatatan piutang dagang. Perlu diingat bahwa ingatan tidak bisa diandalkan. Ada baiknya mencatat dengan rapi dan baik, sehingga kedepannya akan memberikan efek positif terhadap catatan keuangan perusahaan juga berguna untuk banyak hal lainnya. Oh ya, supaya keuangan pribadi dan bisnis Anda tidak tercampur, sebaiknya Anda belajar bagaimana cara mengurus keuangan pribadi dan bisnis dengan baik. Salah satunya, lewat audiobook dari Finansialku berjudul Pengelolaan Keuangan Pribadi dan Bisnis. Anda dapat mengunduhnya secara GRATIS dengan klik link di bawah ini. Sekarang, Anda sudah mengetahui bagaimana cara mencatat piutang dagang perusahaan atau bisnis Anda. Apabila ada pertanyaan seputar piutang dagang, Anda dapat menyampaikannya lewat kolom komentar di bawah ini, ya! Jangan lupa bagikan artikel ini pada rekan dan saudara pengusahamu ya. Agar membuka wawsan mereka tentang keuangan. Terima kasih. Editor Maria Christianti Sumber Referensi Banu Rinaldi. 11 Juni 2020. Piutang Dagang Account Receivable. – Account Receivable Piutang Dagang – Sumber Gambar Cover – Lulusan S1 Sastra Inggris Universitas Padjadjaran ini merupakan seorang penulis novel. Kecintaannya pada dunia literasi dicurahkan melalui blognya. Related Posts Page load link Go to Top
ContohPencatatan Piutang Dagang. Sebagai contoh, tanggal 1 Maret 2021, PT A menjual barang dagangannya secara kredit dengan syarat 2/10, n/30 sejumlah Rp 80 ribu kepada Ny. Putri. Tanggal 7 Maret 2021 Ny. Putri membayar lunas dan tidak memanfaatkan masa potongan. Maka, pencatatan piutang dengan menggunakan dua metode di atas adalah
Artikel SMK jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga ini berisi penjelasan mengenai mengelola kartu piutang yang terdiri dari pengenalan piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. — Kamu pernah nggak sih ada di momen mau nagih utang, tapi merasa nggak enakan. Eh, pas udah berani nagih, malah dimarahin sama yang ngutang. Wkwkwk… Lo yang ngutang, lo yang galak sumber Padahal, sebelumnya kamu dan pihak yang berutang sudah memiliki kesepakatan mengenai tanggal pembayaran. Tapi, ketika kamu menagihnya, pihak tersebut seakan-akan lupa dengan kewajibannya membayar utang. Hadeeeh… bete, deh. Walaupun begitu, kamu harus tetap menagihnya ya, agar orang yang berutang memiliki rasa tanggung jawab untuk mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya. *brb* berubah jadi galak sumber Ngomong-ngomong masalah utang, kamu pasti udah nggak asing lagi kalau dengar istilah utang piutang. Dalam dunia bisnis, istilah utang piutang merupakan hal yang nggak bisa dilepaskan, terutama pada pencatatan keuangan dan akuntansi. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang piutang terlebih dahulu, ya. Kita akan mengenal apa itu piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. So, are you ready, guys? Let’s go! Baca juga Administrasi Transaksi Pengertian, Fungsi, dan Unsurnya Piutang Jika pada kasus awal kita tau bahwa utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan kepada pihak yang memberikan pinjaman, maka piutang adalah kebalikannya. Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain yang berutang yang memiliki batas waktu pengembalian yang sudah disepakati bersama. Artinya, pihak yang berutang ini memiliki tuntutan untuk melunasi kewajibannya. Pada transaksi piutang, pihak yang memiliki utang atau peminjam disebut debitur, sedangkan pihak yang memiliki piutang atau pemberi pinjaman disebut kreditur. Piutang ada karena terdapat transaksi seperti penjualan barang atau jasa secara kredit, pemberian pinjaman, atau uang muka. Jadi, piutang bisa berupa uang, barang, penjualan yang belum dibayar lunas, atau tagihan yang belum dibayar oleh pihak lain akan tetapi produknya sudah ia terima. Piutang akan dinyatakan sah jika terdapat faktur invoice, yaitu bukti transaksi dari transaksi penjualan. Isi dari faktur tersebut harus memenuhi syarat, yaitu memiliki nilai dan tanggal jatuh tempo. Setelah itu, faktur akan diterbitkan dicetak. Supaya lebih paham, coba deh perhatikan contoh soal piutang di bawah ini. Kira-kira, sudah sesuai belum ya dengan ciri-ciri piutang yang sudah kita bahas sebelumnya? Pada tanggal 1 September, PT A menjual barang dagang senilai Rp50 juta kepada pelanggan Y yang akan dibayar pada 1 Oktober. Pada 1 Oktober, pihak Y cukup membayar senilai Rp50 juta tanpa tambahan lain. Jawabannya? Yup! Sudah sesuai, ya. Pada contoh tersebut, terdapat nilai jatuh tempo yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A, yaitu sebesar Rp50 juta. Selain itu, tanggal jatuh tempo piutang yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A tertulis dengan jelas, yaitu tanggal 1 Okt. Nah, pada contoh ini tidak ada bunga yang berlaku, jadi pihak Y hanya membayar sebesar nilai yang disepakati. Jenis-Jenis Piutang Piutang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Pada pembukuan laporan keuangan, ketiga jenis piutang ini dikelompokkan pada akun yang berbeda karena memiliki cara hitung yang berbeda. Penasaran? Simak terus, ya! a. Piutang Usaha Accounts Receivable Piutang usaha disebabkan karena adanya transaksi berupa penjualan barang atau jasa secara kredit. Nah, piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca/laporan posisi keuangan sebagai harta aset lancar dapat digunakan dalam jangka waktu dekat. Hal ini karena piutang usaha umumnya memiliki jangka waktu pendek antara 30 – 90 hari. Perjanjian piutang usaha dilakukan secara informal. Persetujuan pihak satu dan pihak lainnya kreditur dan debitur hanya berdasarkan dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur dan kontrak penyerahan, tanpa adanya surat jaminan. b. Piutang Wesel Notes Receivable Piutang wesel merupakan tagihan yang muncul dari transaksi penjualan barang atau jasa yang disertai dengan dokumen dan surat jaminan wesel yang mengikat antara pihak debitur dengan kreditur. Piutang wesel terbagi lagi menjadi dua jenis nih, yaitu piutang wesel berbunga dan tidak berbunga. Piutang wesel berbunga merupakan jumlah uang yang diterima pemegang wesel kreditur ketika tanggal jatuh tempo. Jumlah uangnya ini sebesar nilai nominal yang dipinjam debitur ditambah bunga. Biasanya, bunga piutang dinyatakan dalam persentase % dari nilai piutang wesel. Misalnya, pada 1 Februari 2020, PT. B memiliki utang sebesar kepada PT. A dengan bunga 4% per bulan. Masa jatuh tempo ditetapkan tanggal 1 Agustus 2020. Maka, perhitungan piutang wesel berbunganya, yaitu bunga wesel saat jatuh tempo = x 4% x 6 bulan = Jadi, nilai jatuh temponya yaitu nominal + bunga = + = Nah, kalau piutang wesel tidak berbunga merupakan piutang yang tidak memberikan bunga kepada pihak debitur. Jadi, ketika tanggal jatuh tempo, uang yang diterima pemegang wesel adalah sebesar nominal yang disepakati. c. Piutang Lain-lain Other Accounts Receivable Piutang ini terjadi bukan dari penjualan kredit barang atau jasa, melainkan non-usaha. Misalnya, seperti penjualan surat berharga, pemberian uang muka pada pemegang saham, para direktur, gaji karyawan, dan tuntutan atas kerugian/kerusakan. Baca juga Konsep Dasar, Fungsi, dan Prinsip Administrasi Kepegawaian Kartu Piutang Piutang akan dicatat dalam sebuah buku besar pembantu yang disebut kartu piutang. Jadi, setiap transaksi piutang yang telah terjadi akan dibukukan dalam kartu piutang. Bentuk kartunya seperti gambar di bawah ini, ya. Pada kartu piutang, terdapat nama debitur, tanggal transaksi, syarat pembayaran tanggal jatuh tempo dan nominal pembayaran, dan nama kreditur yang mengesahkan kartu piutang tersebut. Kartu piutang dibuat oleh petugas piutang yang telah disahkan kepala keuangan atau akunting. Lalu, dikelompokkan per masing-masing debiturnya, sehingga kita bisa mengetahui catatan transaksi piutang setiap debitur secara jelas. Prosedur Pencatatan Piutang Pada penjelasan kartu piutang, kamu pasti menemukan kata rincian mutasi piutang’. Hmm, lalu apa sih yang dimaksud mutasi piutang? Mutasi piutang merupakan perubahan jumlah piutang yang muncul karena adanya sebuah transaksi. Pada kartu piutang, transaksi tersebut misalnya seperti penjualan secara kredit, penerimaan kas debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Data-data piutang dimasukan ke dalam kartu piutang menggunakan prosedur pencatatan piutang. Nah, prosedur ini dilakukan dengan cara memindahkan posting catatan keuangan transaksi yang ada di jurnal umum dan jurnal khusus ke buku besar. Setelah itu, dari buku besar, baru dimasukkan ke dalam kartu piutang, berdasarkan masing-masing jurnal. Sebagai contoh, coba kamu perhatikan proses pencatatan piutang ke dalam kartu piutang di bawah ini, ya! Perusahaan Onderdil Motor Buana menjual barang dagang secara kredit kepada beberapa perusahaan, yaitu PT Nusantara dan PD Jaya Motor pada bulan Agustus 2020. Berikut ini adalah beberapa data transaksi perusahaan Onderdil Motor Buana di bulan tersebut. Transaksi penjualan kredit kepada debitur yang terjadi pada bulan Agustus 2020 Agustus 10, faktur No. S-06 kepada PT NUSANTARA seharga = Agustus 15, faktur No. S-07 kepada PD JAYA MOTOR seharga = Jumlah penjualan kredit bulan Agustus 2020 = Selanjutnya, data transaksi penjualan kredit PT Nusantara dan PD Jaya Motor yang terjadi di bulan Agustus 2020 kita tulis di jurnal penjualan. Setelah ditulis di jurnal penjualan, langkah selanjutnya yaitu memindahkan data tersebut ke buku besar. Nah, pencatatannya di buku besar adalah sebagai berikut 1. Transaksi penjualan kredit kepada debitur dicatat dalam jurnal penjualan JPn pada jurnal khusus di halaman 1. Maka dari itu, pada kolom referensi Ref ditulis JPn-1. 2. Semua lembar bukti tagihan faktur penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan sebesar ditulis di bagian debit akun piutang dagang, dengan keterangan tanggal 31 Agustus 2020 akhir bulan. Nah, posting akun piutang dagang pada buku besar akan ditulis seperti pada gambar di bawah ini, ya. Nah, setelah data-data tersebut dipindahkan ke buku besar, sudah tau dong apa langkah selanjutnya? Yup, memasukan data ke kartu piutang masing-masing debitur. Kartu piutang akan ditulis sebagai berikut 1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal masing-masing transaksi 2. Rincian rekening masing-masing debitur tercatat dalam kartu piutang di sisi debit Sip! Sampai sini kamu sudah paham kan tentang materi piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang? Piutang merupakan tagihan yang harus dibayarkan peminjam debitur kepada pemberi pinjaman kreditur karena adanya transaksi barang/jasa secara kredit non tunai. Piutang ini banyak jenisnya, ada piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Kemudian, piutang dicatat dalam sebuah buku pembantu yang disebut kartu piutang. Proses pencatatan data-data piutang dalam kartu piutang harus menggunakan prosedur pencatatan kartu piutang. Yup, selesai deh materi kita kali ini. Gimana? Seru kan belajar akuntansi? Sekarang, kamu jadi tau nih pengertian, ciri dan jenis-jenis piutang, kartu piutang, serta prosedur pencatatan kartu piutang. Kalau kamu ingin mempelajari materi lain seputar utang, piutang dan prosedur pencatatannya, coba deh tonton di ruangbelajar! Di sana, ada ribuan video materi pelajaran lengkap dengan latihan soal dan pembahasannya, lho! Referensi Kartu Piutang [Daring] – Nusantara, D. A 2003 Mengelola Kartu Piutang. Departemen Pendidikan Nasional. Tautan Diakses 16 September 2020 Sumber foto Gif image [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020 Meme [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020
- ቁфэб убрепрθски
- Врομεт ዘαфирир
- Վ а
- ባитавр ጊстонтωщи ኮ
- Ձошէжωжэп маሧаሞ своκዣ
2vW4M. 97svf9twot.pages.dev/6397svf9twot.pages.dev/497svf9twot.pages.dev/2097svf9twot.pages.dev/3497svf9twot.pages.dev/5797svf9twot.pages.dev/6697svf9twot.pages.dev/9397svf9twot.pages.dev/391
jelaskan tentang ketentuan pencatatan piutang berkaitan dengan penjualan kredit