Faktatentang jin: Diciptakan Allah SWT. 2. Fakta tentang jin: Mampu berubah wujud. 3. Fakta tentang jin: Aktivitas jin hampir sama dengan manusia. 4. Fakta tentang jin: Takut kepada manusia. JIN merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah. Keberadaannya merupakan sesuatu yang ghaib bagi manusia.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Setelah saya selidiki dan cari di Alkitab memang tidak ada perkataan yang menyatakan bahwa Allah berubah menjadi manusia. Dan memang scr logika Allah tidak mungkin berubah karena perubahan hanya terjadi pada hal-hal yg fana, yg berada di dalam atau dibatasi oleh ruang dan seandainya saya bisa berubah menjadi seekor kucing maka saya-manusia hilang, dan muncul seekor kucing ; nature manusia berubah menjadi nature kucing ; jika saya-kucing itu ada di rumah saya, maka anda tidak akan menemukan saya-manusia di rumah saya, demikian sebaliknya. Tetapi tidak demikian dgn nature Allah ; Allah tetap Allah sampai selamanya ; Allah itu kekal dan tidak pernah dan tdk akan berubah apalagi berubah menjadi sesuatu yg lain, manusia, misalnya..Karena itu Alkitab tidak pernah menyatakan Allah berubah mejadi manusia. Yg dikatakan Alkitab adalah bahwa Yesus datang dari Allah, dari surga sebagai manusia. Itulah sebabnya manakala Alkitab hendak menjelaskan bahwa Yesus itu mempunyai nature Allah di balik nature manusia, ia mengambil jalan yg berputar tidak langsung supaya tdk terjadi salah pengertian, beginilah kutipan dari Injil “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.....Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran...”Yg menjadi manusia adalah Firman Allah, bukan nature Allah. Dikatakan bhw Firman Allah itu adalah permulaan segala sesuatu ; bhw Firman itu ada bersama2 dgn Allah ; Firman itu adalah mempunyai nature Allah. Firman Allah dan Allah jelas adalah satu, tak terpisahkan, tapi keduanya dapat dibedakan. Jadi jelas yg menjadi manusia adalah Firman Allah, bukan nature Allah itu sendiri. Nature Allah yg mengenakan nature manusia, itulah Yesus, Anak Allah, Firman Allah yg menjadi daging manusia.Jadi tidak benar tuduhan bahwa orang Kristen mempunyai lebih dari satu Allah, Alkitab tdk pernah mengatakan seperti itu. Apalagi jika dikatakan bhw kita percaya bhw Allah itu beranak seperti manusia, dan bahkan mempunyai istri! itu merupakan suatu fitnah atau karena ketidaktahuan/kebodohan dari si penuduh, salah satu dari itu. Sebodoh2nya orang Kristen tdk mungkin mempunyai kepercayaan seperti itu. Tidak demikian, melainkan kita percaya bhw Allah kita esa. Hanya keesaan Allah tdak sama dgn keesaan sebuah batu atau seekor mahkluk bersel satu misalnya. Keesaan Allah adalah keesaan Sang Pencipta, tdk sesederhana keesaan mahluk ciptaan. Allah adalah super-personal, bukan sekedar mahkluk personal seperti manusia dan jauh lagi, Alkitab tdk pernah menjelaskan seperti apa keadaan Allah itu kecuali menyebutkan peran2 Allah, spt seorang Bapa, Gembala, dsb, karena Allah tdk bisa disamakan dgn apa pun. Karena itu pula Alkitab juga sebenarnya tdk pernah menyebut2 kata atau istilah trinitas, apalagi menjelaskan konsep trinitas. Bayangkan jika kita mau mencoba menjelaskan tentang internet kepada seorang yg datang dari sebuah suku primitif, yg hanya mempunyai kosakata/vocabulary yg sangat terbatas. Sekali pun kita meguasai bahasa orang itu kita tidak mungkin bisa membuatnya benar2 mengerti tentang internet. Di antara mahkluk dalam level yg sama saja ada kesulitan komunikasi spt itu. apalagi antara yg berbeda level. Ada perbedaan yg jauh antara level kita dan level Allah Sang Pencipta ; ada gap yg sangat jauh antara nature Allah dan nature manusia ciptaannya. Tetapi FirmanAllah yg di atas turun kepada manusia yg di bawah, sehingga kedua nature itu menyatu dalam diri Yesus Kristus, itulah Firman yg menjadi manusia, nature Allah yg mengenakan nature manusia. Mengapa tidak mungkin Firman menjadi atau datang ke dunia sebagai manusia? Bukankah Allah menciptakan segala sesuatu hanya dengan berfirman ; segala sesuatu dijadikan Allah dgn perantaraan Firmannya. Dan sekarang Friman itu telah menjadi manusia, tinggal di tengah2 kita ras Kristus telah diutus dari surga sebagai Penyelamat umat manusia. Yesus mengenakan nature manusia agar dalam nature itu ia yg sesungguhnya tdk mengenal dosa, disalibkan dan mencicipi maut dan masuk ke alam kubur dan kemudian bangkit kembali; semua itu dilakukannya demi kepentingan mereka yg mempunyai nature manusia. Dgn demikian ia yg tdk berdosa telah mati untuk menebus dosa mereka yg berdosa. Itulah jalan dan cara Allah menyelamatkan manusia. Mengapa ada orang yg mempertanyakannya? Itu adalah hikmat dan kedaulatan Allah. Lihat Humaniora Selengkapnya
Allahmencintai umat manusia dan mau menyelamatkan seluruh hidupnya (1Tim 2:4). Oleh karena itu, kontak dengan Pribadi Kristus yang menjelma menjadi manusia, sedikit pun tidak dapat diabaikan atau dilewatkan oleh siapa saja yang ingin meningkatkan mutu kepribadiannya dan memajukan kualitas hidupnya. Dengan jalan dibenarkan oleh Allah
Buya Yahya, begini wujud malaikat yang menjelma sebagai manusia Terungkap wujud malaikat yang sedang menjelma sebagai manusia menurut Buya Yahya, ternyata mirip sosok ini jika malaikat sedang menyamar sebagai manusia di bumi Rabu, 12 April 2023 - 1458 WIB - Ternyata begini wujud malaikat ketika sedang menyamar menjadi seorang manusia, seperti yang dijelaskan oleh Buya merupakan makhluk yang selalu taat kepada Allah dan memiliki tugasnya beberapa kesempatan dan atas izin Allah, malaikat akan menjelma sebagai seperti apakah wujud malaikat yang sedang menyamar menjadi manusia dan apa ciri-cirinya? Seperti dilansir dari kanal YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya mengisahkan sebuah kisah saat malaikat Jibril menyamar menjadi manusia. Menurut penuturan Buya Yahya, malaikat selalu menjelma dalam wujud yang indah dan bagus. Halaman Selanjutnya Misalnya, menyerupai seorang laki-laki yang tampan. Berita Terkait Tikus Dianggap Menjijikan dan Kotor, Kalau Hamster Bagaimana, Bolehkah Dipelihara? Buya Yahya Jawab Begini, Ternyata... Walau Sering Mengganggu, Jangan Pernah Begini ke Setan Kata Ustaz Khalid Basalamah, Sebaiknya... Heboh Biduan Dangdut Simpan Bayi dalam Koper Karena Malu Lahirkan Anak di Luar Nikah, Buya Yahya Sarankan Ini ke Pelaku Zina yang Akhirnya Hamil Tata Cara Taubat yang Baik dari Perbuatan Dosa Zina Menurut Buya Yahya Topik Terkait Ramadhan Ramadhan 2023 Tausiah Buya Yahya Malaikat Saksikan Juga Jangan Lewatkan Terkuak! Mario Dandy dan Pelaku AG Bermesraan Ditemani Alunan Gitar Shane Lukas di Polsek Pesanggrahan News 13/06/2023 - 2029 Natalia Puspitasari orang tua teman dari David Ozora hadir memberikan kesaksiannya pada sidang kasus penganiayaan berat dengan tersangka Mario Dandy Satriyo. Nekat Jual Dua Gadis di Bawah Umur Jadi Budak Prostitusi Online, Pemuda di Jombang Dibekuk Jatim 13/06/2023 - 2021 Unit PPA Satreskrim Polres Jombang Jatim bekuk pemuda berumur 21 tahun warga Jombang karena diduga jual dua gadis dibawah umur menjadi budak prostitusi online. Polres Kebumen Tangkap Mantan TKW Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang ke Jepang Jateng 13/06/2023 - 2019 Mantan TKW inisial ST 38, asal Dusun Kaliputri, Desa Mangunweni, Kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah, menjadi pelaku tindak pidana perdagangan orang TPPO. Kylian Mbappe Saya Tidak Pernah Diskusi soal Kontrak dengan PSG Bola 13/06/2023 - 2019 Bomber Paris Saint-Germain PSG, Kylian Mbappe, membantah rumor yang menyebut dirinya tengah membahas soal kontrak baru bersama manajemen klub pada saat ini. Tikus Dianggap Menjijikan dan Kotor, Kalau Hamster Bagaimana, Bolehkah Dipelihara? Buya Yahya Jawab Begini, Ternyata... Religi 13/06/2023 - 2011 Buya Yahya menjelaskan bahwa memelihara hamster termasuk dalam bab hukum memelihara tikus. Ada 5 hewan yang tidak boleh dipelihara kalajengking, tikus, gagak, elang, dan anjing yang membahayakan Sama-sama Jadi Pemain yang Kini Diincar Banyak Klub, Ini Reaksi Mengejutkan Elkan Baggott Lihat Speed Marselino Ferdinan Bola 13/06/2023 - 2009 Bek naturalisasi Timnas Indonesia, Elkan Baggott tampak terkejut melihat speed Marselino Ferdinan, pemain wonderkid asal Surabaya ini mendapat sorotan. 13/6. Trending 5 Fakta Putri Ariani, Pernah Ditolak America's Got Talent hingga Pesan Rahasia Simon Cowell Nasional 13/06/2023 - 0550 Nama penyanyi Indonesia, Putri Ariani saat ini tengah menjadi perbincangan setelah penampilannya yang pukau dunia di ajang pencarian bakat America's Got Talent Banyak Orang Salah Kaprah, Ternyata Begini Cara Minum Air Putih yang Benar Kata dr Zaidul Akbar, Kalau Keseringan Bisa… Kesehatan 13/06/2023 - 0429 Banyak orang tak sadar bahwa cara minum air putih yang dilakukan ternyata salah. dr Zaidul Akbar membagikan tips yang benar, jangan sembarangan karena bisa... Begini Sikap NasDem Bila AHY Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Ahmad Ali Ucapkan Selamat News 13/06/2023 - 0527 Mencuat di dunia media sosial soal kabar adanya upaya pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono AHY dengan Ketua DPP PDIP, Puan Ma Dr Sumy Hastry Ungkap Detik-Detik Kematian Freddy Budiman, Ngaji dan Berdzikir Sebelum Diikat di Tiang’, Ini Permintaan Terakhirnya… Nasional 13/06/2023 - 0436 Detik-detik kematian Freddy Budiman diungkapkan oleh Ahli Forensik dr Sumy Hastry. Sang gembong narkoba sempat berdzikir, dia juga memiliki permintaan terakhir. Elektabilitas Anies Baswedan Menurun! NasDem Mulai Menyalahkan Demokrat dan PKS News 13/06/2023 - 0405 Di tengah memanasnya perpolitikan Indonesia soal Pilpres 2024, elektabilitas bakal capres 2024, Anies Baswedan menurun hingga ke posisi ketiga. Namun hal ini Pep Guardiola Terkesima dengan Bakat Pemain Indonesia Ini, Minta Barcelona untuk Segera Rekrut Bola 13/06/2023 - 1115 Pelatih Manchester City, Pep Guardiola pernah mengunjungi Indonesia pada tahun 2012 untuk mengisi sebuah acara televisi dan memuji bakat pemain Indonesia ini Heboh! Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Pandji Gumilang Kutip Ayat Injil Saat Berikan Khutbah News 13/06/2023 - 0534 Pondok Pesantren Al-Zaytun kembali menuai kontroversi, kali ini terkait soal isi khutbah jumat yang mengutip ayat Al-Kitab milik umat nasrani Selengkapnya Viral Jadwal Hari Ini 2130 - 2200 Kabar Utama 2200 - 2230 Buru Sergap 2230 - 2330 Kabar Hari Ini 2330 - 0000 Kabar Arena 0000 - 0100 Kabar Dunia Selengkapnya Akumati sebagai hewan dan kini menjelma manusia. “Maka Kami menyebabkan (manusia dalam bentuk awalnya) itu tumbuh menjadi makhluk yang lain, Maha Suci Allah, Pencipta yang terbaik” (QS. Al-Mu’minun [23]: 13-14). Allah adalah kasih. Semua agama menggaungkan kalimat luhur ini. Tapi pernahkah teman-teman merasakannya? Pernahkah teman-teman selidiki buktinya? Di bagian pertama, saya telah membahas tentang satu buktinya. Buktinya Allah adalah kasih adalah bahwa Allah mati bagi manusia. Kali ini saya akan membahas bukti kedua bahwa Allah adalah kasih, yaitu Allah menjadi manusia. Bagaimana Menunjukkan Kasih itu? Beberapa hari yang lalu, saat bertugas mematikan-menghidupkan saklar lampu panggung di Gereja, saya mendengar percakapan seorang guru sekolah minggu dengan anak sekolah minggu. Kebetulan tempat pengaturan saklarnya itu sangat dekat dengan kelas sekolah minggu anak balita. Saya mendengar si kakak sekolah minggu yang kini bersekolah Doktor di Jepang, berbicara manja kala bercerita cerita Alkitab kepada anak-anak. Suaranya dibuat seperti anak kecil. Saya berpikir, mungkin ini adalah salah satu cara si kakak sekolah minggu menjelaskan kepada anak-anak. Supaya anak balita mudah mengerti, maka kakak sekolah minggu menempatkan diri seperti anak-anak. Kakak sekolah minggu menjadi seperti anak-anak. Ilustrasi seorang ibu bermain dengan anak Allah menjadi manusia Saya juga jadi teringat bagaimana seorang ibu ketika menenangkan bayi yang menangis. Si ibu pasti memasang wajah yang lucu dan bodoh, berusaha membuat sang bayi berhenti menangis. Si ibu juga tidak jarang mengambil mainan bayi dan memainkannya di depan sang bayi. Nyanyi “nang ning ning nang ning nung”, berbicara bahasa bayi, berusaha memahami dunia sang bayi, jadi seorang bayi. Untuk apa sih kakak sekolah minggu atau seorang ibu bertindak seperti itu? Untuk apa mereka menjadi bodoh, jadi seperti anak-anak? Untuk apa mereka berbicara dan bernyanyi seperti anak-anak? Jawabannya mungkin karena mereka ingin menunjukkan kasihnya pada sang anak bayi tersebut. Menunjukkan kasih kepada seorang bayi tidak bisa dengan memberikan mainan saja. Tidak bisa hanya membelikan makanan bergizi atau keperluan lainnya. Kasih pada seorang bayi hanya bisa ditunjukkan dengan berbicara kepada sang bayi. Berusaha memahami apa keinginannya, bagaimana perasaannya yang sebenarnya, bernyanyi dan tertawa bersama sang bayi. Hanya inilah cara menunjukkan kasih itu. Ketika Allah Menjadi Manusia Sekarang kita kembali pada pokok pembahasan kita tentang Allah adalah kasih. Kalau Allah adalah kasih, Dia tidak bisa hanya berdiri dari jauh dan menyediakan keperluan kita. Dia juga tidak bisa hanya menyuruh ini dan itu sambil berkata semua demi kebaikan. Sama seperti seorang ibu yang harus jadi seperti bayi, kalau Allah ingin menunjukkan kasih-Nya, satu hal yang mesti Dia lakukan Allah menjadi manusia. Allah harus jadi seperti manusia. Allah harus ada di dunia manusia, merasakan kelemahan manusia, rasa lapar, haus, sakit, terluka, disakiti. Allah harus ada di dunia manusia, merasakan kekosongan dan ketidakberdayaan manusia. Allah menjadi manusia dan hidup layaknya manusia. Dengan jadi seperti manusia, Allah bisa dengan mudah mengajarkan pribadi Allah dan kasih Allah. Tidak dengan rasa takut atau kegentaran, namun dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh manusia. Dengan Allah menjadi manusia, manusia dapat merasakan kehadiran Allah tanpa ada rasa takut. Merasakan berkat Allah secara langsung. Memahami keinginan dan perintah Allah dengan mudah. Merasakan sendiri bahwa Allah adalah kasih. Dengan Allah menjadi manusia, Allah bisa menunjukkan kasih-Nya. Allah adalah kasih. Semua agama menyerukan hal yang sama. Tapi apakah teman-teman menemukan buktinya? Hanya dalam agama Kristen saja kita menemukan bukti Allah adalah kasih. Allah adalah kasih sebab Allah menjadi manusia. Inkarnasi Allah menjadi manusia Sumber Gambar Artikel dengan tema yang sama Apa kata Alkitab tentang Allah adalah kasih? Kalau Allah adalah kasih, Yesus harus mati Mengapa kematian dapat membuktikan kasih Allah? Kalau Allah adalah kasih, Allah harus menjadi manusia Recommended for you Untukmenjadi manusia, Yesus yang Allah, yang tidak terbatas, rela mengosong-kan diri-Nya (membatasi keilahian-Nya), untuk menjadi terbatas dengan lahir dari rahim Maria, dan dikandung sebagaimana manusia umumnya. Nah, Natal adalah kelahiran Yesus Kristus Tuhan kedalam dunia. Tidak ada yang pasti soal waktu kelahiran-Nya, namun yang pasti ArticlePDF Available AbstractArtikel ini bertujuan untuk menjelaskan apa motif dan tujuan teologis mengapa Allah menjadi manusia, dan bagaimana cara rasul Yohanes menjelaskan secara kontekstual, hingga dapat difahami oleh para pembaca dan pendengar, khususnya sebagaimana yang dijumpai pada prolog Injil Yohanes 11-18. Hasil penelitian adalah bahwa rasul Yohanes menggunakan istilah “Logos” untuk menjelaskan bagaimana prosesnya Allah menjadi manusia atau Firman yang menjadi daging; dengan tetap mengakar pada pemahaman Yudaisme dimana oleh Hokmah-Yahwe yakni melalui “Dabar Yahwe” telah menciptakan alam semesta kejadian 11. Yohanes memahami sebagaimana Allah oleh Firman-Nya telah menciptakan langit dan bumi dalam konsepsi dan pola pikir Yudaisme. Sebab itu Yohanes memperkenalkan ke-Illahi-an Yesus yang se-zat dan setara dengan Allah, sebagaimana Allah sama dengan Firman-Nya. Untuk menjelaskan hal itu, Yohanes memberitakan eksistensi Yesus Kristus sejak pra-eksistensi yakni sebelum kemenjadian Yesus Kristus menjadi daging, yakni pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah, Yohanes 11 In the begining was the Word, and the Word was God. Kemenjadian Allah menjadi manusia adalah tindakan resposisi diri Allah untuk berkomunikasi dengan manusia berdosa dan bersifat final, setelah berulang kali Dia berfirman kepada manusia Ibrani 11-3. Sebab itu Yesus Kristus adalah sebagai kepenuhan Allah atau Pleromai Yohanes 116; Kolose 119. Maka berdasarkan fungsi dan eksistensi Yesus Kristus sebagai finalisasi kepenuhan Allah, maka Yesus Kristus menjadi sumber kasih karunia, sehingga hanya dalam Dia, kasih karunia Allah dapat diterima, bukan yang lain Yohanes 146. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis Ibelala Gea Abstract This article aims to explain the motive and the theological purpose why God became human, and how the apostle John explained contextually, to be understood by readers and listeners, especially as found in the prologue of the Gospel of John 1 1-18. Results of the study is that the apostle John uses the term "Logos" to explain how the process of God became man or the Word made flesh;to remain rooted in the understanding of Judaism which by Hokmah-Yahweh namely through "Dabar Yahweh" has created the universe Genesis 1 1. John understood as God by His Word created the heavens and the earth in conception and mindset of John introduces an all-divine Jesus se-substance and equal with God, as God is equal to His explain it, John preached the existence of Jesus Christ since the pre-existence that is before the becoming of Jesus Christ became flesh, that in the beginning was the Word, the Word was with God and the Word was God, John 1 1 In the beginning was the Word, and the Word was God.The becoming God became man is reposition act of God to communicate with sin man absolutely, after repeated He spoke to man Hebrews 1 1-3.Therefore, Jesus Christ is as the fullness of God or Pleromai John 116; Colossians 119.So based on the function and existence of Jesus Christ as the finalization of the fullness of God, Jesus Christ is the source of grace, so in Him, the grace of God acceptable not the others John 14 6 Keywords God and Human Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan apa motif dan tujuan teologis mengapa Allah menjadi manusia, dan bagaimana cara rasul Yohanes menjelaskan secara kontekstual, hingga dapat difahami oleh para pembaca dan pendengar, khususnya sebagaimana yang dijumpai pada prolog Injil Yohanes 11-18. Hasil penelitian adalah bahwa rasul Yohanes menggunakan istilah “Logos” untuk menjelaskan bagaimana prosesnya Allah menjadi manusia atau Firman yang menjadi daging; dengan tetap mengakar pada pemahaman Yudaisme dimana oleh Hokmah-Yahwe yakni melalui “Dabar Yahwe” telah menciptakan alam semesta kejadian 11. Yohanes memahami sebagaimana Allah oleh Firman-Nya telah menciptakan langit dan bumi dalam konsepsi dan pola pikir Yudaisme. Sebab itu Yohanes memperkenalkan ke-Illahi-an Yesus yang se-zat dan setara dengan Allah, sebagaimana Allah sama dengan Firman-Nya. Untuk menjelaskan hal itu, Yohanes memberitakan eksistensi Yesus Kristus sejak pra-eksistensi yakni sebelum kemenjadian Yesus Kristus menjadi daging, yakni pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah, Yohanes 11 In the begining was the Word, and the Word was God. Kemenjadian Allah menjadi manusia adalah tindakan resposisi diri Allah untuk berkomunikasi dengan manusia berdosa dan bersifat final, setelah berulang kali Dia berfirman kepada manusia Ibrani 11-3. Sebab itu Yesus ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 Kristus adalah sebagai kepenuhan Allah atau Pleromai Yohanes 116; Kolose 119. Maka berdasarkan fungsi dan eksistensi Yesus Kristus sebagai finalisasi kepenuhan Allah, maka Yesus Kristus menjadi sumber kasih karunia, sehingga hanya dalam Dia, kasih karunia Allah dapat diterima, bukan yang lain Yohanes 146. Kata Kunci Allah dan Manusia. PENDAHULUAN Formula Allah menjadi manusia adalah sesuatu yang impossible, karena tidak masuk akal, sebab bagaimana mungkin Allah yang adalah Roh menjadi daging. Konsepsi pemikiran ini dianut oleh Gnostisme dan Hellenisme Yunani ketika Yohanes menjelaskan Allah menjadi manusia sebagaimana tertera dari prolog Injil Yohanes 11-18. Demikian juga pada masa kini, jangankan orang yang bukan Kristen, umat Kristen saja pun masih memandang hal itu sesuatu yang irrasional. Di kalangan para mahasiswa, khususnya yang sedang studi teologi, menurut pengamatan peneliti masih ditemukan yang belum memahami dengan benar dan baik sekaitan tema tersebut. Jika para mahasiswa sajapun masih belum memiliki pemahaman yang benar dan baik tentang tema Allah menjadi manusia sebagaimana diungkapkan dalam Alkitab, khususnya Injil Yohanes, bagaimana pula dengan warga jemaat yang adalah kaum awam terhadap teologis. Sebab itu tema ini masih relevan untuk diperbincangkan, terutama untuk memahami secara kontekstual apa sebabnya penginjil Yohanes menjelaskan konsepsi Allah menjadi manusia dengan para pendengarnya orang-orang Yahudi yang telah terkontaminasi dengan konsepsi dan pola pikir Yudaisme-Hellenisme, dan mereka yang non-Yahudi beserta konsepsi berpikir Gnostisisme dan Docetisme. Sesungguhnya Yohanes, dia sedang menghadapi pola pikir dan konsepsi berpikir Yudaisme-Hellenistis, Gnostisisme dan Docetisisme. Maka Yohanes menggunakan situasi pola pikir dan konsepsi tersebut sebagai strategi supaya penjelasannya dapat difahami secara kontekstual. Kelihatannya Yohanes sedang menghadapi ajaran sesat dimasa itu, sehingga ia berjuang menjelaskan berita Injil sedemikian rupa supaya mudah difahami oleh orang-orang yang mendengarkan ajarannya. Hal itu didukung oleh pendapat Dave, sebagai penafsir Injil Yohanes IBELALA GEA KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 1-5 yang mengatakan “Yohanes memang mempunyai maksud yang bersifat teologis, tetapi tepatnya fakta-fakta yang dia catat tidak merugikan demi kepentingan teologinya. Teologi dan sejarah tidak berlawanan. Teologi yang benar mempunyai akar dalam sejarah yang benar. Ini penting sekali pada zaman Yohanes, karena rupanya di menghadapi suatu kecenderungan ajaran sesat”.Maka jika diperhatikan sejarah bahwa ajaran yang berkembang dengan pesat dimasa Yohanes adalah faham Gnostisisme, mengajarkan bahwa Allah adalah berada di dunia roh karena Dia adalah suci dan tidak mungkin Dia hadir di dunia materi yang jahat dan buruk ini. Sedangkan manusia yang berada di dunia materi tidak gampang memasuki dunia roh, harus memiliki sejumlah kemampuan seperti memiliki pengetahuan yang tinggi, bukan pengetahuan intelektual melainkan pengetahuan yang bersifat misteri dengan yang illahi serta memperoleh percikan illahi. Dari keyakinan Gnostisisme tersebut, Yohanes mau meyakinkan bahwa Allah yang maha suci itu telah menjadi daging atau manusia di dalam pribadi Yesus Kristus dengan menjelaskannya melalui konsepsi dan pola pikir Hellenisme dan Gnostisisme seperti Logos. Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes anak Zebedeus, salah seorang murid yang paling dekat dengan Yesus diantara keduabelas muridNya dan termasuk seorang dari antara para rasul yang memimpin gereja perdana. Dimana Injil Yonanes menurut keterangan para bapa gereja menyatakan “Kitab Injil ditulis oleh Rasul Yohanes pada akhir kehidupan yang panjang dan kebanyakan para ahli mengatakan bahwa waktu penulisan itu antara tahun 70 dan 100 Yohanes memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi bahasa, pola pikir maupun pendekatan atau strategi yang digunakan untuk menjelaskan tentang Yesus Kristus sebagai Anak Allah, Juruselamat dunia bahkan sebagai Kurios atau Tuhan. Latar belakang para pembaca dan penerima Injil Yohanes adalah orang-orang Yahudi dan non-Yahudi. Orang Yahudi yang dimaksud sebagai alamat yang dituju dalam penulisan Injil Yohanes adalah orang-orang Yahudi yang pola pikir mereka telah terkontaminasi dengan budaya Yunani-Hellenisme. Yohanes menjelaskan Yesus Kristus kepada mereka bertitik-tolak dari pola pikir dan pemahaman Hellenisme, walaupun tidak mengabaikan akar ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 keyakinan mereka dari budaya Yudaisme, sebab Yesus Kristus tidak akan dapat difahami dan dimengerti dengan baik jika dilepaskan dari akar keyakinan Yudaisme. Karena Yesus dinubuatkan, lahir, besar, berkarya melayani, melaksanakan misi-Nya sebagai Mesianis di dalam konteks Yudaisme. Sebab itu Yohanes memperkenalkan Yesus Kristus dengan seperangkat akar keyakinan Yudaisme tentang Allah tetapi dengan memakai bahasa dan pola pikir Hellenisme, yang pasti pola pikir filsafat Yunani sangat dominan di dalamnya. Pemberitaan Injil Yohanes tentang Yesus Kristus berbeda dengan Injil Sinoptis yang memberitakan Yesus Kristus dimulai sejak kelahiran-Nya, tetapi Yohanes jauh sebelum peristiwa kelahiran, dikenal dengan istilah pra-eksistensi. Penjelasan Yohanes dimulai dengan sebelum kemenjadian Yesus menjadi manusia. Sebaliknya Injil Sinoptis tidak menjelaskan Yesus dari aspek pra-eksistensi. Melainkan, Injil Matius dan Lukas hanya memberitakan kelahiran Yesus Kristus dengan batas terdekat dengan pra-eksistensi, yakni ketika kelahiran Yesus diberitakan melalui Roh Kudus yang menaungi Maria dengan membuahi rahimnya Matius 120, Lukas 135. Sebab itu dapat dimengerti bahwa penginjl Matius dan Lukas memberi penjelasan bahwa kemenjadian Yesus sebagai manusia tidak hanya dimulai di kandang domba di Betlehem-Efrata melainkan dimulai sejak di rahim atau kandungan Maria Matius 119. Karena itu menjadi pembelajaran bagi para pembaca bahwa Yesus Kristus menjadi manusia bukan dimulai di kandang domba sebagaimana sering diungkapkan pada liturgi dan atau pada renungan saat-saat hari natal, melainkan dimulai sejak dari rahim Maria, sebab di situlah Yesus menjadi manusia. Karena itu penderitaan Yesus sudah dimulai sejak dari dalam kandungan Maria. Penginjil Markus sama sekali tidak mewartakan tentang kelahiran, apalagi masalah pra-eksistensi, justeru yang diberitakan Markus adalah soal permulaan Injil Yesus Kristus Markus 11. Hal ini juga menjadi pembeda dan ciri khas Injil Markus dari pada Injil lainnya. Markus hendak mengatakan bahwa sudah tiba saatnya tergenapi nubuat Nabi Yesaya dimana Yesus sebagai Mesias hadir sebagai penggenapan nubuatan Perjanjian Lama yang solid dengan manusia berdosa. Sebab itu baptisan Yesus bukan karena Ia berdosa, melainkan menyamakan diri- IBELALA GEA KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 Nya dengan orang berdosa. Pengungkapan pemberitaan pra-eksistensi Yesus, justru disampaikan oleh Rasul Paulus dengan mengatakan bahwa Yesus adalah Plerauma atau kepenuhan Allah Kolose 115-20. Sebab itu sering dikatakan ada kesamaan teologia Rasul Yohanes dengan Rasul Paulus. Penjelasan Rasul Yohanes tentang pra-eksistensi Yesus dalam Injilnya adalah dilatarbelakangi dengan konsepsi dan pola berpikir hokmah-hikmat-Yudaisme. Literatur menyatakan bahwa eksistensi dan fungsi hokmah-Jahwe atau Hikmat Allah adalah sama dengan Dabar-Yahwe atau Firman Allah. Dimana istilah bara’ dalam bahasa Ibrani senantiasa menunjuk kepada Allah, yang mana Allah menciptakan langit dan bumi - Kejadian 11, bermakna menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Sesuatu yang baru sama sekali, tanpa bahan dasar, dan dapat mengandung pengertian kreatif, maka kata bara dalam bahasa latin disebut Creatio Ex Nihillo’. Namun dalam penciptaan mengenai manusia dipakai kata yasar’ artinya “membentuk” dan “mencetak” dari bahan yang telah tersedia. Manusia dibentuk Allah dengan tangan-Nya sendiri dari bahan debu tanah Kejadian 27. Dimana manusia menjadi ujud dan rupa yang spesifik yang berbeda dengan ciptaan yang lain. Istilah debu’ dalam bahasa Ibrani apar’ dan tanah’ disebut adama’. Sedangkan Allah dalam menciptakan manusia dipakai istilah YHWH’ yang berati TUHAN. Maka selengkapnya adalah, TUHAN ALLAH membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup kedalamnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup Kejadian 27. Jika Hokmah Yahwe atau Hikmat Allah adalah sama dengan Dabar Yahwe yang adalah Firman Allah, Ia berpribadi, bekerja di luar diri Allah atas perintah Allah, namun Hokmah Yahwe atau Dabar Yahwe bukanlah oknum yang lain dari Allah. Dia adalah Allah sendiri yang dapat menjelma dan hadir di tengah-tengah manusia. Dabar Yahwe atau Hokmah Yahwe itu tergambarkan pada Amsal 812, 22-36, yaitu Aku, hikmat tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 bumi ada........dst. Hokmah Yahwe ini diterima oleh Raja Sulaeman Amsal 1815 dan diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari sebagai Raja. Kemudian di dalam budaya Hellenistis dan konsepsi serta pola pikir Gnostisisme ada pemahaman tentang logos. Di mana difahami bahwa logos adalah bersifat Maha Ada atau The Ultimate Being yang selalu bergerak, dimana dalam pergerakannya itu logos mencipta, sehingga ia menjadi asal mula sesuatu. Dalam pergerakannya Logos melakukan emanasi’ yaitu memercikan diri sehingga timbullah logos kecil yang eksistensinya dan fungsinya berada di bawah logos besar. Itulah sebabnya ketika Yohanes memperkenalkan Yesus Kristus kepada pendengarnya yaitu orang Yahudi dan non-Yahudi yang telah terkontaminasi oleh konsepsi dan pola pikir Hellenistis dan Gnostisisme maka pemahaman mereka tentang siapa Yesus Kristus adalah kurang lebih sama dengan konsepsi logos dalam pemahaman gnostisisme. Pada zaman Yohanes, gnostisisme merupakan gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh. Konsepsi dan pola pikir gnostisisme didasarkan atas kepercayaan bahwa ada dua dunia, yaitu, pertama dunia roh tempat Allah berada adalah dunia yang suci; kedua dunia materi tempat manusia berada adalah tempat yang jahat dan buruk. Para penganut gnostik berpandangan bahwa Allah yang Maha Suci itu tidak berhubungan dengan dunia materi. Sebab itu jika manusia ingin bahagia harus berupaya meloloskan diri dari dunia yang jahat dan buruk ini, dimana satu caranya adalah dengan bertapa atau askese. Para pengikut gnostisisme memahami bahwa kesempatan untuk meloloskan diri dari dunia materi adalah pada waktu kematian yaitu dimana roh meninggalkan raga. Namun diyakini bahwa tidak semua manusia bisa lolos memasuki dunia roh, kecuali telah memiliki percikan illahi, jika tidak maka akan kembali ke dunia materi menjalani kehidupan jasmani yang tidak bermakna. Sebab itu gnostik mengajarkan manusia harus memiliki pengetahuan intelektualitas, tetapi pengetahuan, pengalaman secara mistik yang langsung denga Allah yang Maha Suci. Artinya, pemahaman para pendengar Yohanes memiliki konsepsi dan pola pikir bahwa ke-Illahi-an Yesus ditempatkan berada di bawah derajat ke-Illahi-an Allah. Maka misi Yohanes adalah bertugas menjelaskan bahwa ke-Illahi-an Yesus tidak sama dengan konsepsi logos IBELALA GEA KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 gnostisisme. Yohanes menjelaskan ke-Illahian Yesus bertolak dari konsepsi Hokmah Yahwe dan Dabar Yahwe Yudaisme. Akan tetapi supaya formula Kristologi itu kontekstual, maka Yohanes menjelaskannya dengan menggunakan konsepsi, bahasa dan pola pikir gnostisisme, dimana untuk kata Hokmah Yahwe diganti dengan kata Logos yang berarti The Word of God, sama dengan Kalam atau Firman Allah, maka lahirlah kalimat Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah, Firman itu telah menjadi daging LAI menterjemahkannya daging = manusia. Yohanes 11 Ἐν ἀρχῇἦν ὁλόγο, καὶὁλόγο ἦν πρὸ ὸν θεόν, καὶθεὸ ἦν ὁλόγο. Yohanes menulis Injilnya dengan tujuan terlihat pada Yohanes 2030-31, bahwa “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”. Artinya Yohanes hendak memberitakan bahwa kebahagiaan yaitu hidup kelal bukan pada kepercayaan sebagaimana faham gnostisisme, melainkan hanya dalam nama Yesus, Dialah Mesias yang dinanti-nantikan bangsa Yahudi. Hal ini didukung oleh Leo kata daging adalah sarks αρξ yang berarti bersifat duniawi, fana, tetapi dapat juga diartikan manusia. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa Firman yang telah menjadi daging adalah sama dengan Firman yang telah mendunia atau membumi, karena telah menjadi manusia. Penjelasan Yohanes bahwa Firman atau Allah menjadi manusia sangat bertentangan dengan kepercayaan kaum Gnostisisme dan Docetisme. Allah menjadi manusia itu berarti Allah menyatakan diri-Nya, yang selama ini dalam kepercayaan Gnostisisme dan Docetisme, Allah hanya bertakhta atau berada di singgasana sorga. Tetapi sekarang lebih hadir di tengah-tengah manusia Yohanes 114,18. Yohanes hendak mengatakan bahwa Firman itu adalah Allah dan Allah itu adalah Yesus Kristus yang adalah Juruselamat manusia adalah sama dengan Allah. Agaknya pemikiran para pendengar Yohanes sudah familiar dengan filsafat Phythagoras yang dapat dikatakan demikian “Jika a sama dengan b, dan b sama dengan c, ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 maka dipastikan bahwa a sama dengan c”. Pola pikir ini kelihatannya Yohanes gunakan sebagai metodenya untuk menjelaskan kesamaan hakekat Firman Allah dengan Yesus Kristus, tujuan penggunaan pendekatan ini oleh Yohanes adalah supaya penjelasan Kristologinya kontekstual. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan makna, motif dan tujuan teologis Allah menjadi manusia, dan bagaimana cara Yohanes menguraikan secara kontekstualitas, hingga dapat difahami dan diterima oleh para pendengar berita Injil, khususnya prolog Yohanes 11-18. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kajian pustaka Library Research. Dengan meneliti makna dan tujuan, motif teologis Allah menjadi manusia menurut versi konsepsi Injil Yohanes, serta meneliti buku-buku yang berhubungan dengan Injl Yohanes. ALLAH MENJADI MANUSIA Setelah memaparkan latar belakang pada tulisan ini dan pola pikir yang terdapat pada prolog Injil Yohanes 11-18 sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan tulisan ini. Maka selanjutnya akan mengungkapkan apa tujuan dan motif teologis mengapa Allah menjadi manusia. Secara fakta apa tujuan dan motif Allah menjadi manusia, peneliti mengungkapkan bahwa ada 2 dua garis besar tujuan dan motif Allah menjadi manusia yaitu 1. Tindakan Allah yang selalu mereposisi diri dalam berkomunikasi dengan manusia yang berdosa. IBELALA GEA KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 Istilah Allah mereposisi diri, Peneliti mendasari pemikiran dari apa yang diungkapkan oleh penulis surat Ibrani 11-2, yang berbunyi “Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan Nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta”. Terjemahan Holy Bible, New KING James Version NKJV seperti berikut “God, who at various times an in various ways spoke ini time past to the fathers by the Prophets, has in these last days spoker to us by His Son, whom He has appointed heir of all things, through whom also He made the worlds”. Pertanyaan yang mesti diajukan adalah mengapa Allah berulangkali dan dalam berbagai cara berbicara atau berkomunikasi dengan manusia? Ternyata bahwa manusia sulit menangkap, mengerti dan memahami tujuan, motif dan kehendak Allah. Kendatipun Allah telah berfirman secara verbal, tetapi Firman yang disampaikan secara lisan itu tidak dimengerti oleh manusia. Kemudian Allah berfirman secara tertulis, hal itu terlihat pada Firman-Nya Taurat, namun Firman itu juga tidak dapat dimengerti, apalagi dilakukan dengan benar oleh manusia. Allah kemudian berfirman melalui perantaraan, Idomatum Verbum Dei, melalui hakim-hakim, raja-raja, nabi-nabi bahkan melalui peristiwa. Akan tetapi manusia juga tidak mengerti dan tidak memahami tujuan dan motif teologis mengapa Allah yang adalah Firman mau menjadi manusia. Akhirnya Allah berfirman kepada manusia dengan cara berinkarnasi, Allah menjadi daging yaitu dalam pribadi Yesus Kristus. Inkarnasi dari bahasa Latin yakni incarnatio, dimana in artinya “masuk ke dalam” dan carno atau carnis artinya “daging”. Dengan demikian inkarnasi adalah tindakan Yesus Kristus masuk ke dalam daging, Ia benar-benar manusia, lahir dari seorang perempuan Galatia 44, artinya Ia sungguh-sungguh manusia, dilahirkan sebagaimana manusia dilahirkan dari rahim ibunya. Itulah sebabnya dalam pengakuan iman rasuli dikatakan bahwa Ia lahir dari anak dara Maria. ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 Berkaitan dengan Allah menjadi manusia dalam Yesus Kristus, maka Dave Hagelberg, berpendapat Dengan kata dalam berbagai cara’ penulis surat Ibrani bermaksud menyatakan bahwa dahulu Firman Allah disampaikan melalui mimpi, penglihatan, beban para nabi, sejarah yang ditulis, berita dari malaikat dan sebagainya. Tetapi bagaimana jika semuanya ini dibandingkan dengan pernyataan Tuhan Yesus, Firman Allah yang hidup dan pengajaran-Nya? Memang semua cara yang digunakan Allah tersebut mulia, namun tidak sebanding dengan pernyataan Allah sendiri, yaitu Firman yang hidup, Yesus Kristus, Tuhan Allah, dengan berkomunikasi kepada manusia melalui cara yang tidak ada tandingannya yaitu reinkarnasi atau menjelma menjadi daging atau manusia dalam Yesus Kristus. Penekanan Yohanes yang hendak mendeskripsikan pribadi Kristus, ditegaskan oleh J. Wesley, bahwa “Semua orang mengakui bahwa Yohanes mempertahankan ke-Tuhan-an Kristus. Ia berkata, Firman itu adalah Allah’ dan menyebut Yesus Anak Tunggal Bapa’. Orang-orang Farisi telah membenci Yesus karena Ia mengatakan diri-Nya Anak Tunggal Bapa’, Yohanes yakin bahwa Yesus dari Nazaret adalah Anak Allah. Maksud keempat Injil ialah menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Allah-Manusia’, Immanuel, Allah beserta kita, Juruselamat manusia”.Sebab itu keyakinan Kristen, bahwa “Firman Allah yang sejati adalah Tuhan Yesus Kristus, sebab Ialah Firman Allah yang telah menjadi mengatakan bahwa “Logos ada pada mulanya, dan bahwa Ia bersama-sama dengan Allah dan Ia adalah setiap cara dan strategi Allah berfirman kepada manusia, Ia selalu mereposisi diri, itu menunjukkan bahwa Allah berfirman bukan hanya dari singgasana keIllahian-Nya saja yang jauh di tempat yang maha tinggi. Akan tetapi Allah juga turun ke bumi, menyatu dengan keberadaan hidup manusia, baik kepada seseorang sebagai pribadi atau sebagai representasi umat, maupun kepada umat-Nya secara kolektif. 2. Allah mengambil rupa manusia untuk memperbaiki citra manusia IBELALA GEA KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 Pemahaman Allah mengambil rupa manusia didasarkan pada Kristologi Kenotic Paulus, yakni bahwa Allah mengosongkan diri mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia Filipi 25-8. Ketika Adam diciptakan, ia diciptakan segambar dengan Allah atau Imago Dei Kejadian 126-27. Akan tetapi dengan pelanggarannya dan kejatuhannya ke dalam dosa, Adam manusia yang pertama itu, telah gagal sebagai Imago Dei. Rupa Allah di dalam diri manusia telah rusak oleh perbuatan dosanya. Berhubung oleh karena yang menciptakan manusia itu adalah Allah, maka Allah sendirilah yang menjadi pemilik manusia. Sebab itu adalah kepentingan Allah sendiri untuk memperbaiki atau merestorasi dan merehabilitasi keberadaan manusia. Tujuannya agar manusia tidak berada di bawah bayang-bayang maut atau hukuman atas dosa. Allah sangat berkehendak supaya citra manusia, sebagai ciptaan dan kepunyaan-Nya kembali utuh. Melalui tindakan itu Allah menunjukkan diri bukan hanya sekedar pencipta, creator, melainkan sekaligus juga sebagai pemelihara atau providentia Dei dan sebagai Soter atau penyelamat. Oleh karena manusia telah gagal sebagai Imago Dei, maka Allah di dalam diri Yesus Kristus mengambil rupa manusia, sehingga ia segambar dengan manusia atau Imago-humanis dan menjadi manusia. Karena itu dari pihak Allah, Yesus adalah diri-Nya sebagai Imago-humanis Filipi 27, sedangkan dari pihak manusia, Yesus adalah Imago Dei Filipi 26; Kolose 115 yang benar dan sempurna, dimana Yesus kemudian diposisikan sebagai Adam kedua. Maka untuk mengetahui dan memahami keutamaan-Nya, Ia pun disebut sebagai atau dibandingkan dengan Adam yang pertama Roma 514; 1 Korintus 1521, 22 - 45. Sekarang dapat dikatakan bahwa baik tindakan, tujuan dan motif Allah mereposisi diri maupun mengambil rupa manusia adalah sama-sama mengandung makna teologis yakni Allah menunjukkan solidaritas dan keberpihakan-Nya kepada manusia yang menderita akibat keberdosaan itu. Sesungguhnya tindakan solidaritas dan keberpihakan Allah itu telah dimulai sejak manusia jatuh kedalam dosa. Akan tetapi solidaritas dan keberpihakan tersebut terlaksana secara ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 sempurna di dalam Yesus Kristus yang lahir ke dunia, mengalami penderitaan di kayu salib, mati dan bangkit untuk keselamatan manusia. Dengan demikian motif dan tujuan “Allah menjadi manusia” adalah karena kasih-Nya, supaya manusia dan seluruh dunia selamat Yohanes 316. Terkait dengan konsepsi dan keyakinan bahwa Kristus adalah Allah yang telah menjadi manusia, namun berbagai pandangan spekulatif yang menyangkal hal itu, terutama dari pihak yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Allah. Dengan mengatakan bahwa yang menjadi daging bukanlah Allah, melainkan hanyalah Firman-Nya, dan Firman-Nya itu adalah Yesus, oleh sebab itu Yesus tidaklah identik atau sama dengan Allah. Pemahaman ini berasumsi bahwa Firman Allah bukan zat atau dhat Allah, melainkan hanyalah satu dari sifat Allah. Pemaham seperti ini tidak dikenal dalam kitab suci atau Alkitab. Alkitab dan tradisi Yudaisme mengajarkan bahwa memang Allah memiliki Firman seperti Dia juga memiliki Roh, sehingga disebut Firman Allah atau Roh Allah. Akan tetapi Firman Allah atau Roh Allah bukanlah pribadi lain dari Allah dan bukan pula sifat dari Allah. Firman itu zat dhat Allah dan Allah sendiri, Roh itu adalah zat dhat Allah dan Allah sendiri juga Yohanes 424. Sebab itu, jika dikatakan Firman telah menjadi daging, itu berarti sama dengan Allah menjadi daging. Masalah lain yang sering dilontarkan oleh para pemikir spekulatif adalah bahwa jika Allah telah menjadi manusia, bukankah hal itu terjadi selama umur Yesus 33 Tahun di bumi ini, Allah menjadi manusia? Dan seiring dengan itu, berarti pula bahwa Allah tidak menempati singgasana-Nya di surga? Demikian juga ketika Yesus mati, maka bukankah itu sama dengan Allah juga sudah mati? Logika dan rasio manusia belaka yang digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu guna menruntuhkan keyakinan Kristen. Perlu dihayati bahwa iman Kristen tidak selamanya berdasarkan rasio dan logika melulu, bahwa adakalanya rasio dan logika sulit digunakan untuk memahami dan menerima karya dan perbuatan Allah yang maha kuasa itu. Rasio dan logika manusia sangat terbatas sedangkan hikmat Allah tidak terbatas, bahkan melampaui rasio dan logika manusia. Itulah sebabnya bagi manusia selalu ada yang mustahil, sedangkan bagi Allah tidak ada yang mustahil. Oleh sebab itu IBELALA GEA KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 dalam teologi Kristen dikenal pemahaman bahwa ada 3 tiga sifat kehadiran Allah, yaitu a. Transenden, yakni maha hadir atas segala-galanya. b. Immanen, yakni dekat dan melekat dengan kehidupan manusia c. Omnipresent, yakni hadir di mana-mana pada tempat yang berbeda tetapi pada waktu yang sama. Dengan demikian sekalipun Allah menjadi manusia didalam Yesus Kristus, itu bukan berarti Allah tidak berada di sorga, dan sekalipun Yesus pernah mati, itu bukan berarti Allah telah mati, sebab Allah itu Omnipresent dan bagi dia tidak ada yang mustahil, HASIL PENELITIAN Untuk menjelaskan hasil penelitian pada penulisan artikel ini, ditemukan hasil setelah menelusuri apa motif dan tujuan teologis Allah menjadi manusia menurut versi konsepsi Injil Yohanes dan elaborasi dengan berbagai sumber literatur yang relevan, maka hasilnya adalah sebagai berikut 1. Rasul Yohanes sengaja menggunakan istilah Logos’ untuk menjelaskan Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah, karena pendengar atau penerima Injilnya adalah orang-orang Yahudi yang ada di luar Palestina dan juga orang-orang yang non-Yahudi yakni orang Yunani yang telah menjadi Kristen. Akan tetapi pola pikir mereka telah dipengaruhi oleh budaya dan filsafat Yunani Hellenisme beserta ajaran Gnostisisme. Maka pemberitaan Injil Yohanes mengenai tema Firman telah menjadi manusia dan atau atau Allah menjadi manusia agar lebih kontekstual, maka Yohanes menjelaskan tema tersebut sesuai dengan pola pikir dan pemahaman yang dapat diterima pada masa itu. Salah seorang Filsuf Yunani bernama Phytagoras, dikenal sebagai ahli matematika yang merumuskan hukum Geometri dan dikenal dengan Dalih Phytagoras, yang menjelaskan bahwa dalam segitiga siku-siku jumlah kuadrat dari sisi terpanjang sama atau sebanding dengan jumlah kuadrat dari sisi-sisi lainnya. Filsafat Phytagoras yang alur pikirannya dapat dianalogikan bahwa jika a sama dengan b, dan b sama dengan c, maka a ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 pasti sama dengan c. Maka ketika Yohanes menjelaskan pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah, dan Firman itu telah menjadi manusia daging’, maka penjelasan itu adalah kontekstual, karena familiar dengan para pendengarnya. 2. Yohanes sesungguhnya memahami bagaimana Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam konsepsi pola pikir Yudaisme sebagaimana dijumpai pada Kejadian 11, Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi atau In the begining God created the heaven and the earth. Di mana melalui hikmat, Allah dengan menciptakan langit dan bumi. Yohanes pun memperkenalkan keIllahian Yesus Kristus yang setara dengan Allah, itulah sebabnya dia memulai penjelasan dalam Injilnya dengan menjelaskan keberadaan Yesus sejak pra-eksistensi. Hal itu terjadi tidak lain dilatarbelakangi oleh konsepsi dan pola pikir hokmah-hikmah Allah dalam konsepsi Yudaisme. Di mana hikmat Allah adalah sama dengan Dabar’ Yahwe atau Firman Allah, yang mana Allah menciptakan langit dan bumi dalam kejadian 11 yang bermakna menciptakan alam semesta dari yang tidak ada menjadi ada atau Creatio Ex-Nihillo. 3. Nampaknya ada persamaan konsepsi teologis rasul Yohanes dengan rasul Paulus dalam menjelaskan misi Mesianis Yesus Kristus, di mana keduanya mengakui bahwa Kristus adalah kepenuhan Allah Yohanes 116; Kolose 119. Kemudian berdasarkan fungsi dan eksistensi Yesus sebagai kepenuhan Allah, maka Kristus menjadi sumber kasih karunia, sehingga dari pada-Nyalah kasih karunia Allah diterima. Sebab itu kasih karunia dan keselamatan dunia hanya dapat diterima dari Yesus Kristus Yohanes 146. Perealisasian kasih karunia dan keselamatan itu dinyatakan pada peristiwa Firman menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Oleh sebab itu, inti pokok semua Kristologi dijelaskan oleh Yohanes sejak pra-eksistensi, kelahiran, kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. IBELALA GEA KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 Dari penjelasan ini menginspirasi para teolog merumuskan ulang pesan teologi sebagaimana dijumpai dalam Alkitab untuk mewartakan pada masa kini secara membumi dan itulah yang dikenal dengan istilah Teologi Kontekstual, dengan tujuan agar para pendengar lebih mudah memahami dan menerimanya. PENUTUP Melalui hasil penelitian artikel ini, perlu disampaikan pesan teologis atau refleksi teologis, yakni a. Allah sangat gigih berjuang, berusaha untuk menyelamatkan manusia dari kejatuhan dalam dosa. Kegigihan dan perjuangan selalu ditandai dengan kerelaan, kesetiaan dan pengorbanan. Hal itu telah dilakukan oleh Allah ketika Dia berinkarnasi dalam pribadi Yesus Kristus. Perbuatan Allah itu berpuncak pada kelahiran, kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, dan tindakan itu diungkapkan dalam satu kata yakni “menebus”, Allah telah menebus manusia dari perbuatan dosa dan telah dibayar lunas dengan harga yang sangat mahal 1 Korintus 620. b. Manusia yang telah menerima kasih karunia keselamatan itu, apa responnya, dia bersyukur, bersukacita, memuliakan Allah melalui seluruh aktivitas kehidupan. Hal ini menjadi sentral, mengapa orang Kristen merayakan natal, karena peristiwa natal adalah peristiwa Illahi, di mana Allah solider, berpihak kepada manusia berdosa, yang tertindas dan menderita. Allah tidak memperhitungkan kesalahan manusia. Kasih karunia keselamatan diberikan kepada siapapun baik Yahudi maupun non-Yahudi; golongan menengah ke atas atau golongan menengah ke bawah; golongan cendekiawan atau orang yang tidak berpendidikan sekalipun; masyarakat biasa, papa, hina dan jelata; semua mendapat kasih karunia keselamatan dari Yesus Kristus. Sebab itu, segala hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan, ibadah, ritus atau untuk mempertahankan dan meraih reputasi sosial sama sekali tidak menjadi pertimbangan di dalam Misi Mesianis Yesus Kristus. Kasih karunia dan keselamatan ALLAH MENJADI MANUSIA Sebuah Uraian Teologis KENOSIS Vol. 2 No. 2. Desember 2016 diberikan semata-mata hanya berdasarkan belas kasihan. Sebab itu perayaan natal dilakukan seiring dengan motif dan tujuan teologis dari Misi Mesianis yang diperbuat oleh Allah, direalisasikan pada pelayanan pendidikan, pembelajaran, perbuatan dan pengorbanan. Endnote Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5, Yogyakarta Yayasan Andi, Bruce Milne, Yohanes - Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Agung Alkitab Masa Kini, Jakarta Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993, John Drane, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta PT. BPK Gunung Mulia, 2006, Leo Morris, The Gospel According to John, WMB Erdmans Publishing Co Grand Rapida Michigan, 1971, hlm. 8-15 Dave Hagelberg, Tafsiran Ibrani dari Bahasa Yunani, Bandung Kalam Hidup, 2003, J. Wesley Brill, Tafsiran Injil Yohanes, Bandung Kalam Hidup, 1976, Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, Jakarta BPK Gunung Mulia, 2001, Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru,Jawa Timur Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1996, DAFTAR PUSTAKA ALKITAB 2012. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta. Brill. Wesley J. 1976. Tafsiran Injil Yohanes. Bandung Kalam Hidup. Drane. John, 2006. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta PT. BPK Gunung Mulia. Guthrie. Donald, 1990. Dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Hadiwijono. Harun, 2001. Inilah Sahadatku. Jakarta BPK Gunung Mulia. Hagelberg. Dave, 1999. Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5. Yogyakarta Andi. Hagelberg. Dave, 2003. Tafsiran Ibrani dari Bahasa Yunani. Bandung Kalam Hidup. HOLY BIBLE, New King James Version, 2012. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Milne. Bruce, 1993. Yohanes – Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Agung Alkitab Masa Kini. Jakarta Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Morris. Leo, 1971. The Gospel According to John. Grand Rapids Michigan WMB Erdmans Publishing Co. Morris. Leo, 1996. Teologi Perjanjian Baru. Jawa Timur Yayasan Penerbit Gandum Mas. ... Dan juga mukjizat membangkitkan orang mati yang menggegerkan dan mencipta suatu pertanyaan besar bagi orang-orang Yahudi mengenai siapa dan dari mana sosok Yesus ini. Dengan cermat, dapat diserap bahwa inti dari hiperbola dramatis ini bukanlah untuk menekankan kekuatan tindakan Yesus tetapi lebih pada identitas Yesus sebagai Anak Allah Gea, 2016. Faktanya, realitas Keilahian Yesus memiliki korelasi dengan keadaan-keadaan spektakuler yang dipertunjukan-Nya. ...Maichelian SiahaanHanry Caesar ChandraInjil Yohanes memuat banyak kisah-kisah mujizat Yesus yang memiliki gagasan-gagasan teologis yang khusus yakni tentang Keilahian Yesus. Salah satu dari rangkaian kisah mukjizat itu adalah kisah Yesus berjalan di atas air yang terdapat dalam Yohanes 616-21. Kisah yang fantastis ini merupakan kejadian di luar nalar dan dapat menimbulkan polemik batiniah saat menimbang-nimbang kisah yang spektakuler. Namun, kisah mukjizat ini menarik untuk diteliti karena mengandung unsur-unsur naratif yang fantastis. Itulah sebabnya penelitian ini akan menggunakan metode hermeneutik fantastis yang diusung oleh Tzvetan Todorov untuk menggali makna teks di balik kisah mukjizat dalam Yohanes 616-21. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat dua perspektif dalam elemen genre fantastis yang beroperasi. Pertama, di tingkat karakter-karakter yang diceritakan sebagai aktor dalam kisah tersebut dan yang kedua, di tingkat pembaca yang bertugas menalar dan menikmati kisah tersebut. Dari kedua perspektif ini terlihat ambiguitas yang dialami oleh karakter-karakter di dalam kisah dan para pembaca kisah yang menalar dan menghayati kisah tersebut. Di sisi lain, konsep keilahian Yesus yang terlihat dalam genre fantastis dapat menciptakan suatu eskalasi iman bagi orang percaya dan pembaca NapitupuluHealth anthropology has experienced a tremendous new revolution, started from last year, 2020. A New-normal Health Protocol formulation was put in place to deal with the Covid-19 pandemic outbreak. Natural and social media communities complained about humanity and human rights degradation, raising calls for resistance due to imposed global restrictive regulations. God in Christian theology is a God who promises to His human creation that He will be with and help humans to have a happy and prosperous life. By doing literature research, this paper tries to explore whether the Covid-19 management guidelines are by the consistency of covenant God in restoring the essence of humanity. How is the relation between two paradigms of society, from God’s side and human’s side, through the Health Protocol intervention? The finding is that God, who created perfect human beings, keeps all the processes of his life to become the people of His eternal kingdom. Society and individuals should be able to respond to global regulations as support for faith and perspective to continue to live and fill the days ahead with the maximum quality of life as prime human beings. ABSTRAK Antropologi kesehatan mengalami suatu revolusi baru yang dahsyat, dimulai dari tahun lalu, 2020. Sebuah rumusan Protokol Kesehatan New-normal diberlakukan untuk menangani wabah pandemi Covid-19. Masyarakat nyata dan media sosial mengeluhkan perasaan degradasi kemanusiaan dan hak asasi manusia bahkan mencuatkan seruan perlawanan karena peraturan pembatasan global yang dipaksakan. Allah dalam teologi Kristen adalah Allah yang berjanji kepada manusia ciptaan-Nya bahwa Ia akan menyertai dan menolong manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera dan berbahagia. Dengan melakukan sebuah literature-research tulisan ini mencoba menelusuri apakah pedoman tatalaksana Covid-19 ini sesuai dengan konsistensi Allah yang berjanji dalam hal memulihkan esensi kemanusiaan. Bagaimanakah hubungan antara dua paradigma tentang kemanusiaan dari sisi Allah dan manusia melalui intervensi Protokol Kesehatan. Temuan bahwa Allah yang menciptakan manusia yang sempurna menjaga sepanjang proses kehidupannya agar menjadi umat kerajaan kekal-Nya. Seyogyanya masyarakat dan individu dapat menyikapi peraturan global sebagai penopang iman dan cara pandang sehingga tetap dapat menjalani dan mengisi hari-hari ke depan dengan kualitas hidup maksimal sebagai manusia WolterThe Baylor-Mohr Siebeck Studies in Early Christianity series aims to facilitate increased dialogue between German and Anglophone scholarship by making recent German research available in English translation. In this way, we hope to play a role in the advancement of our common field of study. The target audience for the series is primarily scholars and graduate students, though some volumes may also be accessible to advanced undergraduates. In selecting books for the series, we will especially seek out works by leading German scholars that represent outstanding contributions in their own right and also serve as windows into the wider world of German-language scholarship..Wesley J BrillBrill. Wesley J. 1976. Tafsiran Injil Yohanes. Bandung Kalam Tafsiran Alkitab Masa KiniGuthrieDonaldGuthrie. Donald, 1990. Dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta Yayasan Komunikasi Bina Ibrani dari Bahasa YunaniHagelbergDaveHagelberg. Dave, 2003. Tafsiran Ibrani dari Bahasa Yunani. Bandung Kalam -Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Agung Alkitab Masa KiniMilneBruceMilne. Bruce, 1993. Yohanes -Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Agung Alkitab Masa Kini. Jakarta Yayasan Komunikasi Bina Leo, 1996. Teologi Perjanjian Baru. Jawa Timur Yayasan Penerbit Gandum MorrisTeologi PerjanjianBaruLeon Morris, Teologi Perjanjian Baru,Jawa Timur Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1996, DAFTAR PUSTAKA ALKITAB 2012. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta. Tetapisecara sederhana Firman yang menjadi manusia adalah bentuk penggenapan janji Allah. Sebagai ilustrasi, ketika anda menjanjikan sesuatu kepada seseorang, anda “memberikan janji itu melalui kata-kata.”. Dan perkataan itupun menjadi mengandung sebuah bobot dan nilai, yang lebih dari sekadar perasaan atau emosi, tetapi menjadi nyata dan Allah Menjelma menjadi Manusia karena Ia Mengasihi Kita Renungan Masa Natal, Jumat 3 Januari 2020 — Bacaan I 1 Yoh. 229 – 36; Injil Yoh. 129-34 Baca JugaDeklarasi – Renungan Pesta Pembaptisan TuhanKasih dan Kisah – Renungan Hari Biasa Masa NatalTerapkan 3MTB demi dapat Hidup dalam Kebenaran yang Sejati Kita masih berada pada masa Natal. Natal adalah peristiwa di mana Allah yang Mahakuasa menjelma menjadi manusia. Dengan menjadi manusia seperti kita, Ia ingin menunjukkan betapa Ia mengasihi kita. Jadi, karena kasih-Nya kepada kitalah makanya Ia turun ke tengah-tengah kita dan menjadi manusia sama seperti kita dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa. Kasih Allah itu menjadikan kita anak-anak-Nya. Sebagai anak-anak Allah, kita yakin dan percaya bahwa Allah mempunyai rencana dan rancangan yang indah bagi kita. Hanya saja, kita sendiri tidak tahu persis apa sebetulnya rencana dan rancangan yang Allah siapkan untuk kita itu. Ya, kita tidak pernah tahu bagaimana masa depan kita, karena hal itu masih merupakan misteri bagi kita. Namun demikian, dengan kelahiran Kristus di tengah kita, kita mempunyai pengharapan di dalam Dia. Kita percaya bahwa Yesus tahu semua persoalan kita dan peduli pada keadaan kita sebab Ia sendiri merasakan apa yang kita rasakan. Kita menaruh harapan pada Yesus. Satu hal yang perlu kita ingat yaitu bahwa orang yang menaruh pengharapan pada Kristus harus menyucikan diri, sama seperti Dia suci adanya. Kita beruntung karena Yesus datang untuk menebus dosa-dosa kita. Dia adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Yohanes Pembaptis memperkenalkan peran Yesus sebagai penebus dosa. Dengan kelahiran Kristus, martabat kita diangkat; sehingga kita yang tadinya penuh dengan dosa, tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang melulu berdosa. Sebaliknya, predikat kita sebagai ciptaan yang sungguh amat baik’ sebagaimana ditulis di dalam Kitab Kejadian, dikembalikan. Sebab, Yesus lahir untuk menjadi tumbal atas salah dan dosa kita. Dulu, sebelum Yesus lahir, setiap kali orang melakukan kesalahan, maka kambing atau domba harus dikurbankan sebagai korban tesus salah. Sejak Yesus, tidak ada lagi hewan yang dikurbankan; sebab Yesus adalah satu-satunya kurban atas tebus dosa dan salah umat-Nya. Ketika Yohanes Pembaptis melihat Yesus datang kepadanya, ia berkata “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” Yoh. 129. Kata-kata Yohanes ini dipakai dalam Ekaristi. Ketika imam mengangkat piala dan hosti, imam berkata “Lihatlah, inilah Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.” Kita tentu senang karena dosa kita ditebus. Tapi, tidak hanya senang, kita juga harus berupaya untuk menyelaraskan hidup kita dengan apa yang diajarkan oleh Yesus. Jufri Kano, CICMTerlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" Luk. 55. Penulis dapat dihubungi via email jufri_kano KetikaAllah menjelma menjadi manusia, Allah mulai dari hidup kita. Ada tiga hal yang bisa merusak Allah ber-Tabernakel di antara kita: 1. Perbandingan, persaingan (menghasilkan perasaan lebih baik atau lebih buruk). 2. Pura-pura. 3. Manipulasi. Kalau kita tempatkan hidup kita di depan Allah, kita akan melihat kemuliaan-Nya, kita mencerminkan Pertanyaan Jawaban Sejak pembuahanNya melalui Roh Kudus di dalam kandungan sang perawan Maria Lukas 126-38, identitas Yesus Kristus sebenarnya banyak dipertanyakan oleh para skeptik. Pertama mulai dipertanyakan oleh tunangan Maria, Yusuf, yang takut menikahinya ketika ia bercerita bahwa dirinya hamil Matius 118-24. Ia hanya memperistrinya setelah malaikat membenarkan bahwa anak yang dikandungnya memang Anak Allah. Ratusan tahun sebelum kelahiran Kristus, nabi Yesaya bernubuat mengenai kedatangan Anak Allah "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" Yesaya 96. Ketika sang malaikat berbicara mengenai kelahiran Yesus, ia mengutip nubuat Yesaya yang berbunyi "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel [yang berarti Allah menyertai kita]" Matius 123. Ini tidak berarti mereka harus memberi nama anak itu Immanuel; melainkan bahwa "Allah menyertai kita" merupakan identitas anak itu. Yesus adalah Allah yang datang dalam daging untuk berdiam di antara manusia. Yesus Sendiri juga memahami spekulasi mengenai identitasNya. Ia bertanya kepada para muridnya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Matius 1613; Markus 827. Jawabannya tidak menentu, sama-halnya seperti di jaman ini. Kemudian Yesus bertanya langsung "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Matius 1615. Petrus memberi jawaban yang benar "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Matius 1616. Yesus membenarkan jawaban Petrus dan berjanji bahwa, di atas kebenaran itu, Ia akan membangun gerejaNya Matius 1618. Khodrat sebenarnya dan identitas Yesus Kristus sangat penting untuk kekekalan. Setiap orang harus menjawab pertanyaan yang dilontarkan Yesus kepada para muridNya "Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?" Ia telah menyediakan jawaban yang benar bagi kita dengan berbagai cara. Di dalam Yohanes 149-10, Yesus berkata, "Orang yang sudah melihat Aku, sudah melihat Bapa. Bagaimana engkau dapat mengatakan, 'Tunjukkanlah Bapa kepada kami'? Filipus! Tidakkah engkau percaya, bahwa Aku bersatu dengan Bapa, dan Bapa bersatu dengan Aku? Apa yang Kukatakan kepadamu, tidak Kukatakan dari diri-Ku sendiri. Bapa yang tetap bersatu dengan Aku, Dialah yang mengerjakan semuanya itu." Betapa jelasnya Alkitab mengulas khodrat illahi Tuhan Yesus Kristus lihat Yohanes 11-14. Filipi 26-7 berkata, meskipun Yesus "pada dasarnya Ia sama dengan Allah, tetapi Ia tidak merasa bahwa keadaan-Nya yang ilahi itu harus dipertahankan-Nya. Sebaliknya, Ia melepaskan semuanya lalu menjadi sama seperti seorang hamba. Ia menjadi seperti manusia, dan nampak hidup seperti manusia." Kolose 29 berkata, "Sebab seluruh kepribadian Allah berdiam pada Kristus, yaitu pada kemanusiaan-Nya." Yesus seutuhnya Allah dan seutuhnya manusia, dan kebenaran mengenai penjelmaanNya sangatlah penting. Ia hidup sebagai manusia, akan tetapi Ia tidak mempunyai khodrat berdosa seperti kita. Ia dicobai tetapi tidak pernah berdosa Ibrani 214-18; 415. Dosa masuk ke dalam dunia melalui Adam, dan dosa Adam diwariskan menjadi khodrat berdosa kepada seluruh keturunannya di dunia ini Roma 512 - kecuali Yesus. Kenapa demikian? Karena Yesus tidak mempunyai seorang ayah manusia, dan oleh karena itu Ia tidak diwariskan khodrat berdosa. Ia memiliki khodrat illahi dari Bapa SurgawiNya. Yesus harus memenuhi setiap syarat kesucian Allah sebelum Ia dapat menjadi kurban bagi dosa kami Yohanes 829; Ibrani 914. Ia harus menggenapi lebih dari tiga ratus nubuat mengenai Mesias yang telah diilhami Allah melalui para nabiNya Matius 413-14; Lukas 2237; Yesaya 53; Mikha 52. Sejak jatuhnya umat manusia Kejadian 321-23, satu-satunya cara untuk dibenarkan dalam hadapan Allah adalah melalui persembahan darah seekor hewan kurban Imamat 92; Bilangan 2819; Ulangan 1521; Ibrani 922. Yesus adalah kurban sempurna dan kurban terakhir yang telah memuaskan murka Allah terhadap dosa Ibrani 1014. Khodrat illahiNya membuatNya cocok menjadi Juruselamat; tubuh jasmaniNya memperbolehkanNya mencurahkan darah yang dibutuhkan untuk menyelamatkan. Tidak seorang pun dengan khodrat berdosa mampu membayar hutang itu. Tidak seorangpun dapat memenuhi syarat yang diperlukan untuk menjadi kurban bagi dosa seluruh dunia Matius 2628; 1 Yohanes 22. Jika Yesus hanyalah seseorang yang baik sebagaimana sering dijuluki, maka Ia pasti mempunyai khodrat berdosa dan tidak sempurna betul. Jika menurut pemikiran ini, kematianNya dan kebangkitanNya tidak berkuasa menyelamatkan siapapun juga. Oleh karena Yesus merupakan Allah sebagai manusia, hanya Ia yang dapat melunasi hutang kami kepada Allah. KemenanganNya atas kematian dan kuburan adalah kemenangan setiap orang yang menaruh kepercayaan dan iman mereka di dalam Dia Yohanes 112; 1 Korintus 153-4,17. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah Yesus merupakan Allah dalam wujud manusia? Mengapa hal itu penting?
Ιг еծопаዷ ጯጂቫсωፔаπኄП часнусв юፅեйաнт
Иሤоռиյε крефεሞጤτ иИвсузисኪч гዋτοзыч
Гևг իጶехθժыռ լυмሩκеጁоЖеտቦዤ ጊсաрι
Приዣю ξескуኑонтуА δոдዖфθца
Ketika Dia menjelma dan menjadi manusia, Dia memulai kembali garis keturunan umat manusia yang panjang, dan memperlengkapi kita — singkatnya — secara menyeluruh, dengan keselamatan; sehingga apa yang telah hilang dari kita dalam Adam, yakni untuk menjadi serupa dengan gambar dan rupa Allah, dapat dipulihkan dalam Kristus Yesus."
Pada kali ini saya akan memaparkan beberapa ayat di Alquran yang menginformasikan tentang berita kelahiran Nabi Isa as. Allah SWT berfirman فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا maka ia mengadakan tabir yang melindunginya dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. QS Maryam 17 Banyak orang dari kalangan Nasrani, Memahami ayat ini sebagai dalil Ketuhanan Yesus dalam Alquran Dalam ayat tersebut disebutkan “maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna” Mereka menjadikan ayat tersebut sebagai dalil bahwa Tuhan telah berubah atau menjelma menjadi manusia, sebagaimana Doktrin yang dijejakan kepada mereka selama ini, entah darimana asalnya ko tiba tiba mereka mengambil kesimpulan bahwa itu adalah Tuhan, Pokoknya adaka kata kata “menjelma sebagai manusia yang sempurna” langsung saja tanpa pikir panjang bahwa itu adalah Tuhan yang sedang menjelma menjadi manusia, padahal yang menjelma itu adalah Utusan Allah, yakni malaikat Jibri yang memberikan kabar kepada Siti Maryam bahwa ia akan mendapat seorang anak yang bernama Isa Al Masih Mari kita simak penjelasan diayat lain Dan Ingatlah ketika malaikat Jibril berkata “Hai Maryam, Sesungguhnya Allah Telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia yang semasa dengan kamu. . Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ QS Ali Imran 42-43. قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا Maryam berkata “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. ia Jibril berkata “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. QS Maryam 18-19 Perhatikan ayat yang diberigaris bawah, “…Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu..” Lihatlah bagaimana pengakuan sosok yang menjelma sebagi manusia yang sempurna itu. Semakin jelas sudah bahwa ia adalah utusan Allah yakni malaikat jibril قَالَتْ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا Maryam berkata “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina!”. QS Maryam 20 Sampai detik ini, orang orang nasrani terkagum kagum dengan proses kelahiran Nabi Isa yang tanpa Hubungan swami istri, meskipun kita katakana pada mereka bahwa Siti Hawa dicipta dari seorang ayah, dengan kata lain, hanya dengan seorang laki laki bisa tercipta seorang Siti hawa, secara Logika proses penciptaan Siti Hawa justru lebih hebat dari Nabi Isa, namun mereka tidak bergeming, mereka tetep bersikukuh bahwa Nabi Isa adalah Tuhan karna lahir dari seorang perawan. Bahkan saat kita katakana bahwa Nabi Adam Tidak Berbapak dan Beribu, kemudian Melkisedek yang juga tidak berbapak dan beribu juga tidak berawal dan tidak berakhir, mereka tetep saja bersikukuh dengan keyakinan mereka dengan dalil “ Nabi Adam Itu di ciptakan sedang Nabi Isa Dilahirkan” Ini sungguh jawaban yang sangat konyol, “diciptakan dan dilahirkan” kedua duanya adalah bukti bahwa ia bukan Tuhan karna Tuhan Tidak diciptakan dan dilahirkan, Jika mau membuka kitab suci mereka lebih dalam, maka akan didapati bahwa Gunung juga dilahirkan tanpa didahului proses hubungan biologis “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”- Mazmur 902 Jika gunung dicptakan dengan istilah dilahirkan, artinya Yesus juga diciptakan oleh sang Pencipta, Yakni Allah SWT saya tidak bisa membayangkan jika yang dikandung Maria itu adalah Tuhan, masak ia Tuhan juga Netek kepayudarah Maria? Heee Kembali ke QS Maryam 20, Mengetahui ia akan mempunyai seorang anak, iapun bertanya keheranan dengan berkata Maryam berkata “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina!”. Maka Malaikat Jibrilpun menjawab قَالَ كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا Jibril berkata “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman “Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan” QS Maryam 21 Tidak ada yang sulit bagi Allah SWT, Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya “Jadilah!” Maka terjadilah ia. QS Yasiin 82 Wallahua’lam
Menuruttiga evangelis itu, sangat logis jika Tuhan menjelma menjadi Yesus untuk mati menebus dosa manusia, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. “Manusia menjadi Tuhan itu mustahil, tetapi Tuhan menjadi manusia itu dapat terjadi. Tuhan Maha segalanya, dan oleh karena kasih-Nya yang besar Ia rela turun menjadi manusia, bahkan mati untuk
JAKARTA – Dalam beberapa profesi tertentu yang dijalani, sebagian manusia boleh dikatakan memiliki karisma dan kewibawaan. Namun seberapa tinggi dan besarnya kewibawaan tersebut, manusia lain yang melihatnya dilarang untuk mengkultuskan apalagi mensejajarkan manusia dengan malaikat. KH Ali Mustafa Yakub dalam buku Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal menjelaskan, dalam profesi tertentu seperti guru, Islam memang menganjurkan seorang murid untuk memberikan penghormatan kepada guru-gurunya. Walau demikian, Islam melarang umatnya untuk berlebih-lebihan dalam melakukan penghormatan. Apalagi hingga terjadi taqdis pengkultusan dan mensejajarkan manusia dengan malaikat. Kiai Ali menjelaskan bahwa malaikat memang merupakan makhluk Allah SWT yang mampu menjelma menjadi manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Maryam ayat 17 فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا “Fatakhadzat min dunihim hijaaban fa-arsalna ilaiha ruhana fatamatsala laha basyaran sawiyyan.” Yang artinya, “Maka dia Maryam membuat tabir yang melindunginya dari mereka; lalu Kami Allah mengutus Ruh Kami malaikat Jibril kepadanya, maka dia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.” Dalam hadits juga banyak ditemukan keterangan penjelmaan malaikat menjadi manusia. Seperti hadits riwayat Sayyidina Umar bin Khattab yang mengisahkan seorang laki-laki yang mendatangi Nabi Muhammad SAW, menyandarkan lututnya ke lutut beliau, dan meletakkan tangannya di paha beliau, seraya menanyakan hakikat Islam, iman, dan ihsan. Dia juga menanyakan hakikat tanda kehadirannya. Setelah itu dia bergegas meninggalkan beliau. Kemudian, Rasulullah SAW bertanya kepada Sayyidina Umar, “Ya Umar, a-tadri mani-ssa-il?”. Yang artinya, “Wahai Umar, tahukah kamu siapa yang baru saja bertanya?”. Sayyidina Umar pun menjawab, “Allahu wa Rasuluhu a’lamu,”. Yang artinya, “Hanya Allah dan rasul-Nya yang mengetahui,”. Kemudian Nabi bersabda فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ “Fa-innahu Jibrilu atakum yu’allimukum dinakum.” Yang artinya, “Dia Jibril. Ia mendatangi kalian untuk mengajari agama kalian,”. Kiai Ali menjelaskan bahwa yang perlu digarisbawahi dari hadits ini adalah ternyata para sahabat tidak mengetahui perihal lelaki yang mendatangi Nabi Muhammad SAW adalah malaikat Jibril. Mereka baru mengetahuinya setelah Nabi Muhammad SAW memberitahukan hal tersebut. Sehingga untuk kasus-kasus tertentu apabila terdapat manusia di zaman sekarang mengaku dapat melihat jelmaan malaikat dalam sosok tubuh manusia, maka dari mana dia dapat melihatnya? Sebab para sahabat pun tidak dapat melihat penjelmaan malaikat dalam sosok manusia sebagaimana yang dikisahkan dalam hadits tersebut. Dijelaskan pula bahwa memang pada zaman Nabi Muhammad SAW dan zaman nabi-nabi sebelumnya, malaikat sering turun menjumpai manusia. Misalnya Jibril yang secara rutin bertemu para nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu. Bahkan malaikat Jibril juga mendatangi orang-orang mulia yang bukan nabi dan rasul, seperti Maryam putri Imran. Namun sekarang, wahyu sudah terputus karena Nabi Muhammad SAW telah wafat dan tidak ada lagi Nabi sesudahnya. Adapun teks-teks agama, baik Alquran maupun hadits yang menerangkan turunnya malaikat ke bumi bukan untuk menyampaikan wahyu. Seperti saat lailatul qadar, saat mencabut nyawa, saat menghantarkan ketenangan dan rahmat bagi mereka yang ada di majelis dzikir, semuanya tidak menjelaskan malaikat turun dengan menjelma sebagai manusia, apalagi berinteraksi dengan manusia. Sehingga, kata Kiai, harus diyakini bahwa apabila terdapat orang yang mengaku melihat malaikat pada zaman sekarang, sesungguhnya dia adalah pembohong. Dan orang yang mengaku dirinya sebagai malaikat pula, dia juga adalah pembohong. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini dKdBj.
  • 97svf9twot.pages.dev/125
  • 97svf9twot.pages.dev/479
  • 97svf9twot.pages.dev/260
  • 97svf9twot.pages.dev/258
  • 97svf9twot.pages.dev/56
  • 97svf9twot.pages.dev/424
  • 97svf9twot.pages.dev/348
  • 97svf9twot.pages.dev/349
  • allah menjelma menjadi manusia